Laba SMF Merosot 37% Menjadi Rp 194 Miliar Semester I, Ini Penyebabnya
Emiten keuangan, PT Sarana Multigriya Finansial Tbk (SMF) membukukan laba bersih Rp 194,22 miliar pada semester I 2022, atau menurun 37,38% dari raihan untung bersih periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 310,18 miliar.
Kinerja laba perusahaan milik negara ini ditopang oleh pendapatan semester I 2022 yang sebesar Rp 897,02 miliar, atau menyusut 25,45% dari kinerja tahun lalu yang sebesar Rp 1,2 triliun.
Total pendapatan emiten dengan kode saham SMFP ini diperoleh dari pendapatan bunga dan pendapatan syariah sebesar Rp 894,24 miliar atau turun sebesar 21,77% dari tahun lalu sebesar Rp 1,14 triliun. Kemudian, pendapatan sekuritisasi sebesar Rp 1,06 miliar atau turun 91,68% dari tahun lalu sebesar Rp 12,82%.
Namun demikian, total beban yang dicatatkan oleh perseroan pada semester I mengalami penurunan sebesar Rp 663,76 atau 19,47%. Sebelumnya total beban tahun lalu sebesar Rp 824,34 miliar.
Hingga saat ini, total aset perseroan tahun 2022 sebesar Rp 30,35 triliun atau turun 10,04% dari sebelumnya sebesar Rp 33,72 triliun. Selain itu, total liabilitas perseroan sebesar Rp 16,15 triliun atau turun 17,18% dari sebelumnya sebesar Rp 19,50 triliun. Perseroan juga mencatat total ekuitas Rp 14,09 triliun atau turun 0,55% dari sebelumnya Rp 14,02 triliun.
PT Sarana Multigriya Finansial merupakan salah merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mempunyai peran dalam memfasilitasi penyaluran dana dari pasar modal ke sektor perumahan.
Tugas SMFP dalam Peraturan Presiden Nomor 1 tahun 2008 juncto 19/2005 yakni membangun dan mengembangkan Pasar Pembiayaan Sekunder Perumahan (PPSP). Adapun, syarat utama membangun PPSP yakni adanya pasar pembiayaan perumahaan atau pasar primer yang kuat serta efisien. Hal ini menjadi landasan berdirinya PPSP agar tidak rentan terhadap gejolak ekonomi keuangan.
Kegiatan utama perseroan yakni, mendorong bank penyalur KPR untuk melakukan efisiensi dengan cara menjual hak tagih KPR melalui transaksi sekuritisasi, sehingga dapat menyalurkan KPR dengan bunga fixed dengan jangka waktu yang lebih panjang.
Kegiatan usaha selanjutnya ialah , memfasilitasi sekuritisasi, menyediakan fasilitas pinjaman, menyediakan program pelatihan, menyediakan standar dokumen KPR, dan menyediakan buku saku untuk konsumen. Selain itu, perseroan menawarkan EBA dan surat utang sebagai alternatif investasi yang aman dan produk pasar modal berbasis KPR yang dapat menjadi alternatif investasi.