Bank Mandiri Dikabarkan Mau Akuisisi Bank Prima Master
Emiten bank BUMN, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dikabarkan mau mengakuisisi PT Bank Prima Master.
Kabar akuisisi ini mengemuka menurut laporan DealStreetAsia dari beberapa sumber yang mengetahui mengenai rencana strategis tersebut.
Bank Mandiri, disebut-sebut sedang dalam tahapan pembicaraan lebih lanjut mengenai rencana akuisisi namun, belum ada keputusan akhir yang dibuat.
Dalam laporan DealStreetAsia disebutkan, selain Bank Mandiri, perusahaan fintech China Jianpu Technology juga berada dalam diskusi tahap awal yang terpisah untuk mengakuisisi saham minoritas di Bank Prima Master.
"Jianpu masih dipahami dalam pembicaraan, diskusi dengan Bank Mandiri dikatakan bergerak lebih cepat," menurut sumber, dikutip Selasa (9/8).
Bank Prima Master juga dapat mengumumkan rights issue jika kesepakatan ini terwujud. Hanya saja, sampai laporan tersebut ditayangkan, pihak Jianpu maupun Bank Prima Master menolak berkomentar.
Dari sisi kinerja, sampai dengan enam bulan pertama ini, Bank Mandiri mengantongi laba bersih sebesar Rp 20,2 triliun. Laba bersih tersebut tercatat meningkat sebesar 61,7% secara tahunan. Pertumbuhan laba bersih itu ditopang oleh perolehan marjin bunga bersih perusahaan yang secara konsolidasi yang mencapai 5,37% di kuartal II 2022, naik 32 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, return on equity (ROE) Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat sebesar 23,03% pada periode yang sama, meningkat 791 bps secara tahunan.
Sementara itu, Bank Prima Master, didirikan pada tahun 1989, menghadapi tenggat waktu akhir tahun untuk meningkatkan modal inti menjadi Rp 3 triliun sesuai persyaratan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurut situs webnya, modal intinya mencapai sekitar Rp 282,82 miliar pada Maret 2022.
Catatan Katadata, sebelumnya memang Bank Mandiri sedang mengkaji mengenai kemungkinan peluang untuk mengakuisisi bank kecil. Nantinya, bank tersebut akan dikembangkan menjadi bank digital.
Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi As Atturidha menjelaskan, Bank Mandiri sebagai salah satu bank yang adaptif dan progresif dalam mengembangkan produk serta inovasi digital akan selalu berupaya untuk tetap adaptif terhadap dinamika yang terjadi di dalam industri keuangan.
Menurutnya semua opsi tersebut saat ini terbuka, termasuk mengenai peluang untuk rencana anorganik. "Bank Mandiri selalu membuka berbagai macam kemungkinan agar dapat berkembang menjadi lebih baik," kata Rudi, Selasa (19/4) di Jakarta.
Meski begitu, dia menegaskan, rencana anorganik tersebut belum masuk dalam Rencana Bisnis Bank Mandiri pada tahun ini. Perseroan juga belum membeberkan lebih rinci mengenai besaran dana yang disiapkan untuk akuisisi tersebut. "Belum masuk dalam RBB tahun ini," terangnya.
Setali tiga uang, Otoritas Jasa Keuangan juga tersus mendorong konsolidasi untuk menciptakan industri perbankan dan jasa keuangan yang lebih efisien di Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, bahwa konsolidasi sangat penting bagi bank umum dan BPR. Sejumlah bank besar telah mengakuisisi bank-bank kecil selama beberapa tahun terakhir.
Misalnya, Bank Central Asia (BCA) mengakuisisi Bank Royal pada tahun 2020 dan mengubahnya menjadi bank digital bernama Bank BCA Digital. Tahun lalu, pihaknya meluncurkan aplikasi bernama Blu by BCA Digital.
Selain itu, Bila rencana ini terealisasi, maka turut meramaikan aksi korporasi bank BUMN mencaplok bank kecil untuk dikembangkan menjadi bank digital seperti halnya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mengakuisisi Bank Mayora.