Antam Akan Bentuk JV dengan Produsen Prekursor Terbesar Global
Emiten pertambangan BUMN, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akan berkolaborasi dengan salah satu perusahaan produsen prekursor terbesar di dunia untuk pengembangan proyek kendaraan listrik. Kolaborasi tersebut akan berupa joint venture atau pembentukan perusahaan patungan.
Seperti dikutip dari Badan POM, prekursor didefinisikan sebagai bahan kimia yang secara luas digunakan oleh berbagai industri baik skala besar maupun usaha skala kecil. Senyawa prekursor digunakan untuk berbagai keperluan industri, misalnya di industri farmasi, kosmetika, makanan, tekstil, cat, hingga proses vulkanisir ban.
Direktur Utama Antam Nico Kanter mengatakan, kerja sama ini untuk memenuhi permintaan produksi dari PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL) dan LG Energy Solution (LG) yang telah bekerja sama dengan Antam.
"Karena kalau dilihat, komponen ini sangat penting dalam pengembangan ekosistem EV. Dan kami memang harus bermitra dengan strategic partner, tentunya adalah mereka yang global player," katanya di acara BNI Investor Daily Summit 2022, dikutip Rabu (11/10).
Dirinya menyampaikan, kerja sama dengan produsen prekursor tersebut masih dalam tahap penjajakan. "Kerja sama dengan produsen prekursor terbesar yang memang masih dalam proses karena penajajakan akan kami rampungkan joint venture-nya," katanya.
Selain bekerja sama dengan partner strategis terkait produsen prekursor, saat ini Antam juga sedang melakukan finalisasi mengenai kerja sama pendirian perusahaan patungan (joint venture) dengan LG Energy Solution terkait pengembangan ekosistem industri baterai kendaraan listrik di Tanah Air.
Direktur Pengembangan Usaha Antam, Dolok Robert Silaban mengatakan, selain dengan LG, perseroan sedang mempersiapkan joint venture agreement dengan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd atau CBL terkait hilirisasi baterai kendaraan listrik.
Dalam kerja sama dengan kedua mitranya itu, Antam akan terlibat dari sisi pertambangan nikel di Maluku Utara dengan kapasitas serapan 16 juta ton nikel ore. "Kedua partner ini akan melakukan hilirisasi sampai dengan battery recycle Antam," katanya.
Nantinya, Antam akan membuat skema dan pihaknya akan melakukan divestasi kurang lebih 49% nikel kepada pihak partner, namun masih menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 51% saham. "Ini peranan penting untuk kontrol operasi nikel ore kita di Maluku Utara," katanya.