Boy Thohir Minta GOTO Kurangi Bakar Duit
Komisaris Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Garibaldi Thohir meminta manajemen untuk memperkuat fundamental bisnis ketimbang memperluas pangsa pasar. Langkah ini agar perseroan bisa segera mendulang keuntungan.
Pria yang akrab disapa Boy Thohir itu juga menyebut tren perusahan rintisan atau startup saat ini lebih mementingkan growth dan market share sehingga banyak yang mengalami kerugian. Kondisi tersebut dinilai bertolakbelakang dari strategi bisnis konvensional yang lebih memperhatikan fundamental bisnis perusahaan.
"Kalau yang konvensional itu kan harus efisien untuk untung. Kalau adik-adik perusahaan teknologi ini yang penting growth dan market share," kata Boy Thohir saat ditemui wartawan di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis (26/1).
Dia menyampaikan, keberlanjutan perusahaan bergantung pada keberhasilan manajemen untuk menjaga fundamental bisnis perusahaan agar tetap positif. Sebab fundamental bisnis yang sehat akan membuat perusahaan lebih mandiri dan tak bergantung pada pendanaan investor.
"Benar bahwa market share harus tumbuh tapi fundamentalnya juga harus bagus agar ekspansi perusahaan tidak bergantung dari investor. Bisa dari cashflow-nya sendiri sehingga perusahaannya sehat," ujar Boy Thohir.
Boy Thohir juga berharap manajemen GOTO dapat menjalankan bisnis secara efisien. Hal itu perlu agar GOTO dapat menciptakan kinerja keuangan yang positif dan berkelanjutan.
“Bisnis harus efisien, harus hasilkan profit sehingga bisa bertahan. Kalau tidak untung yah enggak berputar uangnya. Bikin yayasan kalau gitu,” kata Boy Thohir.
Sebelumnya Direktur Utama GOTO Andre Soelistyo mengatakan bahwa perseroan akan terus mengimplementasikan efisiensi biaya dan mendorong sinergi optimal dalam ekosistem. “Grup menargetkan akan mencapai margin kontribusi positif pada kuartal pertama 2024. On-demand services dan e-commerce ditargetkan akan mencapai margin kontribusi positif masing-masing pada kuartal pertama 2023 dan keempat 2023,” ujarnya.
Emiten teknologi dengan ekosistem digital terbesar di Indonesia tersebut mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih lebih dari dua kali lipat hingga akhir September 2022 menjadi Rp 7,96 triliun. Di sisi lain, rugi GOTO masih membengkak menjadi Rp 20,32 triliun.