Mirae Sekuritas Turunkan Peringkat BCA Jadi Trading Buy Karena Ini

Lona Olavia
27 Januari 2023, 15:53
Mirae Sekuritas Turunkan Peringkat BCA Jadi Trading Buy Karena Ini
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.
Wakil Presiden Direktur PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) Suwignyo Budiman (tengah) mencoba produk perbankan digital usai membuka BCA Expoversary 2022 di Indonesia Convention Exebation, Tangerang, Banten, Kamis (10/3/2022). BCA Expo yang menghadirkan serangkaian promo menarik produk BCA tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam memiliki kendaraan dan hunian idaman serta produk BCA lainnya. Pameran ini berlangsung hingga 13 Maret 2022.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia mempertahankan target harga Rp 10.100 per lembar untuk saham PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Namun Mirae menurunkan peringkat bank swasta nasional terbesar tersebut menjadi trading buy.

“Peringkat tersebut berasal dari target 2023 dengan price to book value (P/B) sebesar 4,9 kali,” kata Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo dalam risetnya Jumat (27/1). 

Bank dengan kode emiten BBCA pada kuartal empat 2022 membukukan lonjakan laba bersih menjadi Rp 11,8 triliun atau naik 8% secara kuartalan. Kenaikan didorong oleh pendapatan bunga dan pendapatan non-bunga yang lebih tinggi.

Laba bersih di 2022 mencapai rekor tertinggi yakni Rp 40,7 triliun atau 29,6% secara tahunan. Terutama didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga yang kuat, beban bunga yang lebih rendah, dan beban provisi yang lebih rendah. 

“Hasilnya di atas perkiraan kami tetapi sejalan dengan perkiraan konsensus masing-masing sebesar 106,0%/104,7% dari perkiraan kami,” ujar Handiman.

Pinjaman tumbuh 11,6% di mana target BCA adalah 8-10% dan perkiraan Mirae Asset 12% menjadi Rp 711,1 triliun. Terutama didorong oleh korporasi yang naik 12,5%, diikuti oleh konsumen 11,7% dan komersial & segmen UKM 10,1%.

Sedangkan rasio NPL turun tajam menjadi 1,7% di kuartal empat 2022 dari kuartal tiga 2022 yang 2,2% dengan cakupan NPL di 287,3%. Pinjaman yang direstrukturisasi kini hanya mencakup 6,7% dari total pinjaman.

 Sementara itu, beban provisi turun 51,5% YoY di tahun 2022 dengan CoC sebesar 0,7%. Adapun tingkat LDR BCA yang rendah memberikan fleksibilitas untuk mengelola CoF-nya.

“Seiring dengan kenaikan suku bunga, menurut kami BBCA dapat terus membukukan NIM yang lebih tinggi di semester I 2022, didorong oleh hasil aset yang lebih tinggi. Mengejar pertumbuhan kredit akan menjadi agenda utama,” kata Handiman.

Sementara itu peningkatan pendapatan lainnya akan datang dari penurunan beban provisi. “Menurut kami, risiko NPL telah menurun secara signifikan dan seharusnya memungkinkan bank untuk terus mengurangi biaya provisi pada tahun 2023,” ujarnya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...