Uang Orang Terkaya di Asia Hilang Rp 750 T Imbas Dituding Penipu
Perusahaan yang dimiliki oleh orang terkaya di Asia, Gautam Adani telah mengeluarkan sanggahan rinci atas tuduhan kesalahan yang dilakukan oleh Hindenburg Research. Hindenburg Research LLC adalah firma riset investasi dengan fokus pada short selling aktivis yang didirikan oleh Nathan Anderson, berbasis di New York City.
Melansir BBC, Senin (30/1) dalam sebuah dokumen yang mencapai lebih dari 400 halaman, Adani Group mengatakan laporan itu adalah "serangan yang diperhitungkan terhadap India".
Sebelumnya pada hari Minggu (29/1), Hindenburg mengatakan "Adani gagal menjawab 62 dari 88 pertanyaan kami" yang dirinci dalam laporannya.
Adani Group, perusahaan milik konglomerat India kehilangan lebih dari US$ 50 miliar atau setara Rp 750 triliun dari nilai pasar sahamnya pekan lalu.
Ia juga mengatakan telah mematuhi semua undang-undang setempat dan telah membuat pengungkapan peraturan yang diperlukan.
"Semua transaksi yang kami lakukan dengan entitas yang memenuhi syarat sebagai 'pihak berelasi' berdasarkan undang-undang dan standar akuntansi India telah diungkapkan dengan semestinya oleh kami," kata Grup Adani dalam dokumen setebal 413 halaman yang dikeluarkan pada Minggu malam (29/1).
Selanjutnya menuduh laporan Hindenburg dimaksudkan untuk memungkinkan short seller yang berbasis di AS untuk membukukan keuntungan, tanpa mengutip bukti.
"Ini penuh dengan konflik kepentingan dan dimaksudkan hanya untuk menciptakan pasar palsu dalam sekuritas untuk memungkinkan Hindenburg, seorang short seller yang diakui, untuk membukukan keuntungan finansial besar-besaran melalui cara yang salah dengan mengorbankan investor yang tak terhitung jumlahnya," ucap Grup Adani.
Sebagai informasi short selling adalah ketika seseorang bertaruh terhadap harga saham perusahaan dengan harapan akan jatuh.
Menanggapi Adani Group, Hindenburg berkata "Kami juga percaya masa depan India sedang ditahan oleh Grup Adani, yang mengenakan bendera India sambil secara sistematis menjarah negara."
Pekan lalu, sebuah laporan yang diterbitkan oleh Hindenburg mempertanyakan kepemilikan Grup Adani atas perusahaan-perusahaan di pulau-pulau pajak lepas pantai seperti Mauritius dan Karibia.
Hindenburg juga mengklaim perusahaan Adani memiliki utang besar yang menempatkan seluruh grup pada pijakan keuangan yang genting.
Secara rinci, Hindenburg menyajikan bukti ekstensif bahwa entitas ini telah digunakan untuk penyimpanan stok atau manipulasi stok serta rekayasa akuntansi Adani.
Banyak dari pertanyaan Hindenburg terfokus pada sifat transaksi ini dan kurangnya pengungkapan seputar konflik kepentingan yang terlibat.
Dalam tanggapannya, Adani tampaknya tidak mempermasalahkan keberadaan transaksi tersebut dan tidak berusaha menjelaskan kejanggalan yang terlihat jelas.
Alih-alih, Adani berpendapat bahwa Vinod Adani bukanlah pihak terkait dengan Grup Adani dan bahwa tidak ada konflik yang dapat diungkapkan terkait dengan transaksi yang secara kolektif telah memindahkan miliaran dolar AS melalui entitas Grup Adani, sebagian besar melalui entitas cangkang lepas pantai.
Namun pada hari Kamis, Adani Group mengatakan sedang mengevaluasi tindakan perbaikan dan hukuman terhadap Hindenburg Research di AS dan India.
Adani mengatakan bahwa pihaknya mematuhi semua hukum.
Menanggapi komentar Adani, Hindenburg mengatakan bahwa perusahaan tersebut tidak membahas satu masalah substantif.
Meskipun keuntungan kecil terlihat di Adani Enterprises, afiliasi lain dari Grup Adani terus merosot. Adani Total Gas dan Transmisi Adani keduanya turun dari batas harian 20%, Sedangkan Adani Green Energy turun lebih dari 19%, dan Adani Power kehilangan 5%. Adani Port awalnya melihat kenaikan moderat sekitar 10% sebelum menghapus semua kenaikannya namun terakhir diperdagangkan 0,2% lebih rendah.