Sido Muncul Incar Pertumbuhan Laba dan Pendapatan 10% di 2023
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih sebesar 10% pada tahun 2023.
Direktur Sido Muncul Leonard mengatakan, target kenaikan kinerja didukung oleh beberapa katalis. “Mobilitas sudah semakin naik, pertumbuhan di luar Pulau Jawa, peningkatan di online channel, produk baru, ekspansi ekspor ke Cina dan Vietnam,” katanya kepada Katadata, Minggu (12/2).
Untuk mengejar target tersebut, pada tahun ini perseroan menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 200 miliar. Di mana alokasinya sebagian besar akan digunakan untuk perluasan pabrik.
Tahun lalu Sido Muncul mencatatkan penjualan Rp 3,86 triliun atau turun dari 2021 sebesar Rp 4,02 trliun. Segmen jamu herbal dan suplemen sebagai penopang utama pendapatan turun 2,24% jadi Rp 2,63 triliun, segmen makanan dan minuman terkoreksi 8,49% jadi Rp 1,09 triliun. Di sisi lain, penjualan segmen farmasi tumbuh 4,3% menjadi Rp 143,04 miliar
Sementara laba tahun berjalan pada tahun penuh 2022 berjumlah Rp 1,10 triliun, turun sekitar 12,3% dari posisi 2021 di Rp 1,26 triliun.
“Hasil kinerja 2022 dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti normalisasi permintaan dari basis tinggi pada tahun sebelumnya karena penyebaran varian Delta, inflasi tinggi yang mempengaruhi daya beli pelanggan tahun 2022, dan kenaikan harga bahan baku,” jelas Leonard.
Namun demikian, berdasarkan keterangan resmi perseroan tercatat bahwa laba bersih pada kuartal empat 2022 tumbuh 40% dibandingkan kuartal tiga 2022. “SIDO menargetkan peningkatan laba bersih sebesar 20% di kuartal ke-4 dari kuartal ke-3, dan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 40% secara kuartal,” ujar dia.
Alhasil laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk 2022 adalah Rp 36,82. Anjlok ketimbang 2021 yang di posisi Rp 42,28.
Total aset perseroan per 31 Desember 2022 Rp 4,08 triliun, liabilitas Rp 575,96 miliar, dan ekuitas Rp 3,50 triliun.
Dia menambahkan, pada lintasan pertumbuhan jangka panjang, SIDO masih membukukan pertumbuhan CAGR pada laba bersih sebesar dua digit selama empat tahun terakhir.
“SIDO tetap menjaga posisi keuangan yang sehat dengan posisi kas bersih dan rasio pembayaran dividen yang tinggi di atas 90% dan ini menunjukkan betapa sehatnya kinerja bisnis perseroan,” ucap Leonard.