Jababeka Bidik Prapenjualan Tembus Rp 2 Triliun Tahun Ini
Emiten pengembang lahan industri, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) menargetkan perolehan prapenjualan atau marketing sales mencapai Rp 2 triliun untuk tahun 2023. Sebelumnya, perseroan mencatatkan marketing sales yang terealisasi sebesar Rp 1,72 triliun sepanjang tahun lalu.
Corporate Secretary Jababeka, Muljadi Suganda merinci, target itu terdiri dari Rp 1 triliun yang berasal dari kawasan industri Cikarang dan lainnya atau tidak termasuk perusahaan joint venturing. Rinciannya, nilai tersebut terdiri dari Rp 750 miliar tanah matang dan bangunan industri dan Rp 250 miliar dari produk residensial dan komersial di Cikarang dan lainnya.
Sisanya, sebesar Rp 1 triliun berasal dari perusahaan-perusahaan JV, di mana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal merupakan kontributor terbesar dengan target prapenjualan sebesar Rp 800 miliar pada tahun 2023, dan Rp 200 miliar dari JV residensial atau komersial di Cikarang.
“Yang mendasari adalah kita tau kita punya solid pipeline yang menjadi bekal untuk closing kita. Terbukti dari peningkatan pada marketing sales kami tahun lalu,” kata Muljadi pada awak media, di Jakarta, Senin (20/2).
Sebagai informasi, pada tahun 2022, marketing sales dari Cikarang mencapai Rp 844,2 miliar dari lahan seluas 14,4 hektar. Ini termasuk penjualan tanah matang seluas 10,6 hektar sebesar Rp 377,6 miliar.
Dari segmen penjualan tanah dan bangunan pabrik yang totalnya mencapai Rp 558,1 miliar, di mana lebih dari 90% berasal dari investor domestik, sedangkan sisanya dari beberapa investor asing yang membeli tanah dan/atau bangunan pabrik standar di Kota Jababeka pada tahun 2022.
KEK Kendal menyumbang marketing sales sebesar Rp 737,2 miliar dengan total lahan seluas 54,1 hektar di tahun 2022, meningkat sekitar 74% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 423,9 miliar.
Penjualan dari industri domestik juga mendominasi di Kendal dengan kontribusi sebesar 79% pada tahun 2022. Sedangkan, penjualan dari investor asing yang berasal dari Cina, Jerman, dan Korea Selatan, memberikan kontribusi sebesar 21%.
Di Kendal, penjualan tunggal terbesar berasal dari perusahaan peralatan rumah tangga dari Indonesia, yang membeli lahan seluas 13,5 hektar sebesar Rp 194,5 miliar pada tahun 2022.
Terakhir, KEK Tanjung Lesung dan produk lainnya membukukan marketing sales sebesar Rp 135,5 miliar pada tahun 2022. Sebagai informasi, pemerintah membangun KEK bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing, serta pemerataan pembangunan. Saat ini, telah terdapat 19 KEK di seluruh Indonesia.