Bukalapak Tawarkan 4 Miliar Saham Baru ke Direksi dan Karyawan
Emiten e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) merencanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement. Perusahaan akan menerbitkan sebanyak 4,01 miliar saham baru atau 3,9% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Melansir prospektus perusahaan, skema private placement ini sehubungan dengan program kepemilikan saham manajemen dan karyawan atau MESOP tahap kedua.
Bukalapak pertama kali melaksanakan MESOP tahap pertama pada 2021 sebanyak 5,05 miliar saham. Jumlah itu setara 4,91% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Namun, hanya terlaksana 18,3 juta dan masih tersisa 5,04 miliar saham.
"Harga saham perseroan yang menurun dengan sangat signifikan dari harga pelaksanaan yang telah disetujui dan dilakukan pra-pencatatan oleh BEI untuk program MESOP tahap I menyebabkan tidak optimalnya realisasi program MESOP tahap pertama," kata manajemen Bukalapak, dalam prospektus resminya, Rabu (24/5).
Manajemen BUKA beralasan, aksi ini merupakan bentuk apresiasi dan strategi perseroan untuk terus mengoptimalkan kinerja dan mempertahankan pertumbuhan yang berkesinambungan bagi perusahaan.
"Melalui program MESOP tahap II ini, perseroan berharap dapat meningkatkan kinerja dari peserta program MESOP tahap II yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja Bukalapak," katanya.
Penetapan harga pelaksanaan saham program MESOP tahap II akan ditetapkan oleh direksi dengan persetujuan dewan komisaris perseroan dengan mengacu pada ketentuan.
Harga pelaksanaan MESOP sekurang-kurangnya 90% dari rata-rata harga penutupan saham BUKA selama kurun waktu 25 hari bursa berturut-turut di pasar reguler sebelum tanggal permohonan pencatatan saham tambahan hasil MESOP sesuai ketentuan UUPT dan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
BUKA akan meminta persetujuan program MESOP tahap II pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Kamis besok, 25 Mei 2023.
Bukalapak membukukan kerugian bersih senilai Rp 1,08 triliun pada kuartal I 2023. Nilai ini berkebalikan dari capaian dari periode yang sama tahun lalu laba senilai Rp 14,6 triliun. Hal ini turut menyebabkan Bukalapak mencatatkan rugi bersih per saham dasar Rp 9,76 dari tahun sebelumnya laba per saham dasar Rp 141,18.
Presiden Direktur Bukalapak, Teddy Oetomo menurutkan, sebagian besar kerugian mereka pada kuartal I tahun ini dipengaruhi laba investasi yang menurun di saham PT Allo Bank Tbk (BBHI).
Pada kuartal I 2022, Bukalapak membukukan laba nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi senilai Rp 15,5 triliun. Namun, di kuartal I 2023 nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi turun drastis menjadi rugi Rp 783,7 miliar.