GTS International Berpeluang Raih Pendapatan Rp 619 M dan Laba Rp 53 M
Emiten transportasi laut, PT GTS International Tbk diprediksi memiliki tingkat profitabilitas menjanjikan. Ini tercermin dari sisi fundamental yang solid dan teknikal yang berpotensi menguat.
Investment Educator Chartonomi Moehammad Radix Kharisma dalam risetnya menyebutkan, emiten dengan kapitalisasi pasar Rp 822,6 miliar ini berpeluang mencetak pendapatan US$ 41 juta atau Rp 619 miliar dengan laba US$ 3,5 juta atau Rp 53 miliar di tahun ini.
Adapun pada akhir tahun lalu, perseroan mampu membalikan rugi menjadi laba sebesar US$ 2,7 juta atau setara dengan Rp 41,5 miliar, berbalik dari rugi bersih tahun sebelumnya US$ 1,15 juta. Laba didorong pendapatan US$ 41,2 juta atau Rp 642,8 miliar yang bertumbuh 34% dari tahun sebelumnya.
Di sisi lain, GTSI dipandang berkat beban utang yang menurut pandangan Radix cukup rendah. Mengacu pada laporan keuangan per Maret 2023, Radix menyebut, total utang jangka pendek perseroan sebesar US$ 31,7 juta, selisih tipis dibandingkan ekuitasnya yang mencapai US$ 59,8 juta, sehingga rasio utang terhadap modal perseroan sebesar 98,9%.
Kemudian dari sisi aset fisik, Radix menambahkan, GTSI telah mengendalikan aset lancar sebanyak US$ 42,6 juta ditunjang dengan kepemilikan aset lain dan investasi jangka panjang sebesar US$ 76,3 juta. Perseroan juga membukukan investasi jangka pendek dan kas yang kokoh sebesar US$ 22,3 juta.
Sementara price earning ratio GTSI tergolong yang terendah di industri sebesar 15,07x, atau di bawah induk usahanya, PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) sebesar 29,7x.
Karena itu, Radix memproyeksikan harga saham GTSI berpotensi menembus harga fair value di level Rp 263 per saham dari posisi harga saham sekarang Rp 52 per saham. Kenaikan harga saham nampak dari kinerja harga saham perseroan yang cenderung bergerak stabil selama tiga bulan terakhir.
“Termasuk marjin keuntungan yang meningkat seiring dengan membaiknya kinerja perusahaan yang dapat memperkuat sisi fundamental. Katalis lainnya, GTSI juga tidak memiliki ekuitas pemegang saham negatif,” ujar Radix dalam risetnya dikutip Jumat (21/7).