Laba Telkom Turun Tipis Meski Pendapatannya Tembus Rp 73 Triliun
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) tercatat membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 12,75 triliun sampai dengan semester pertama 2023.
Laba bersih tersebut tercatat mengalami penurunan 4,16% bila dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 13,31 triliun. Sehingga, perolehan laba per saham dasar Telkom turun menjadi Rp 128,77 setiap saham dari tahun sebelumnya Rp 134,46.
Pada enam bulan pertama tahun ini, Telkom Grup meraup pendapatan Rp 73,47 triliun atau naik tipis 2,07% dari semester pertama tahun 2022 yang senilai Rp 71,98 triliun.
Pendapatan dari segmen data, internet dan jasa teknologi informatika masih menjadi penopang pendapatan terbesar yakni Rp 43,42 triliun dibanding semester pertama tahun lalu Rp 41,52 triliun.
Kemudian, pendapatan di segmen IndiHome, sebelum bergabung dengan Telkomsel memberi kontribusi Rp 14,48 triliun dari tahun sebelumnya Rp 13,83 triliun.
Pendapatan lainnya berasal dari lini telepon Rp 5,70 triliun, interkoneksi Rp 4,46 triliun dan layanan lainnya Rp 2,92 triliun.
Seiring dengan naiknya pendapatan, Grup Telkom juga mencatatkan kenaikan biaya, salah satunya dari pos beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi di semester pertama menjadi Rp 19,17 triliun, naik 7,41% dibanding tahun sebelumnya.
Emiten bersandi TLKM ini meraup laba usaha senilai Rp 23,01 triliun, meningkat tipis 0,36% dari semester pertama 2022 yang senilai Rp 22,93 triliun.
Total aset perusahaan hingga periode yang berakhir Juni 2023 tercatat naik menjadi Rp 290,47 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 275,19 triliun.
Ekuitas perusahaan mengalami penurunan menjadi Rp 140,45 triliun dari posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp 149,26 triliun.
Sedangkan, liabilitas perusahaan naik menjadi Rp 150,15 triliun dari posisi akhir Desember tahun lalu Rp 125,93 triliun.
Pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (28/7), saham TLKM ditutup di level Rp 3.720 setiap saham dengan kaptitalisasi pasar Rp 368,51 triliun. Sejak awal tahun, saham BUMN telekomunikasi ini turun 0,80%.