BEI Tiadakan Perdagangan Saham BNI di Pasar Tunai pada 6-9 Oktober
Bursa Efek Indonesia (BEI) meniadakan perdagangan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI di pasar tunai mulai hari ini, Jumat (6/10) sampai dengan Senin (9/10) mendatang.
Langkah itu sejalan dengan awal perdagangan saham BBNI dengan nilai nominal baru sebesar Rp 3.750 hasil pemecahan nilai nominal saham atau stock split di pasar reguler dan pasar negosiasi yang dilaksanakan mulai Jumat ini. Sehingga saham BBNI dengan nilai nominal lama tidak dapat diperdagangkan lagi.
“Awal perdagangan saham BBNI dengan nominal baru Rp 3.750 per saham hasil stock split di pasar tunai dilaksanakan mulai tanggal 10 Oktober 2023,” tulis Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional BEI Pande Made Kusuma Ari A dan Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 Perdagangan BEI Lidia M. Panjaitan dalam pengumuman BEI, Jumat (6/10).
Dalam aksi korporasi tersebut, BBNI memecah nominal sahamnya dengan rasio 1:2. Dengan demikian perdagangan Kamis (5/10) kemarin merupakan akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan pasar negosiasi.
Dalam penutupan perdagangan kemarin sore, BBNI ditutup dengan harga Rp 10.375 per saham dan tidak berubah dari perdagangan sebelumnya.
Dalam sepekan, harga saham BBNI telah naik sekitar 2,47%. Bahkan pada perdagangan Selasa (3/10) BBNI sempat menyentuh rekor tertinggi barunya atau all time high dengan berada di level Rp 10.425 per saham.
BNI menargetkan nilai kapitalisasi pasar akan menyentuh Rp 212,5 triliun atau tumbuh 20% dari market cap saat ini setelah melakukan stock split.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pemecahan nilai nominal saham dilakukan karena perusahaan ingin berpartisipasi untuk mendorong pasar modal tanah air lebih adaptif dan likuid. Melalui aksi korporasi ini, perseroan dapat memberikan kesempatan lebih luas kepada investor ritel untuk dapat berinvestasi di saham BNI.
"Kami saat ini memandang bahwa cukup lama rasio price to book value (PBV) BNI di kisaran 1,2 kali. Sehingga kami yakin ini sangat atraktif dibanding emiten perbankan lainnya yang PBV-nya sudah di atas 2 kali," kata Royke, dalam konferensi pers RUPSLB BNI secara virtual, Selasa (19/9).