BNI Bidik Pertumbuhan Kredit 10% di 2024
Direktur Human Capital & Compliance PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI Mucharom menargetkan, kredit emiten dengan kode saham BBNI tersebut bisa bertumbuh sebanyak 10% pada tahun depan. Target tersebut tertuang dalam rencana bisnis bank (RBB) 2024.
Fokus pertumbuhan diidentifikasi terutama pada segmen korporasi, terutama di perusahaan-perusahaan unggulan baik swasta maupun BUMN. Tidak hanya pada segmen korporasi, kata Mucharom, tetapi juga pada nilai-nilai turunan di dalam rantai nilai segmen blue chip, baik pada perusahaan swasta maupun BUMN. Selain itu, terdapat perhatian khusus pada segmen bawahnya, mulai dari segmen enterprise hingga ke segmen konsumer.
"Kami memproyeksikan apa yang akan terjadi di tahun depan itu, kami melihat baik aspek makro ekonomi, baik di level global maupun domestik,” kata Mucharom dalam Press Conference Pubex Live 2023, Senin (27/11).
Ia melihat bahwa ekonomi Indonesia saat ini akan resiliensi hingga tahun depan. Terutama dengan adanya dukungan dari kebijakan regulator, baik dari sisi moneter maupun fiskal. Di samping itu, lanjut Mucharom bersama dengan kondisi konsumsi dalam negeri yang terjaga, diprediksi akan menjadi katalisator positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam menghadapi Pemilu 2024.
Mengenai aspek marjin suku bunga, kata Mucharom, diprediksi akan tetap relatif tinggi, namun strategi efisiensi dalam mengelola cost of fund menjadi fokus utama. Sebelumnya, pada kuartal tiga 2023, laba bersih BNI tumbuh sebesar 15,1% secara tahunan mencapai Rp 15,8 triliun dan inline dengan konsensus pasar.
Di samping itu, kualitas aset juga terus membaik. Terlihat dari penurunan rasio non performing loan (NPL) per September 2023 berada di level 2,3% membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,0%. Selain itu, rasio loan at risk (LaR) yang berada pada posisi 19,3% pada September 2022 telah menunjukkan perbaikan ke posisi 14,4% pada September 2023.
Pencapaian laba didukung oleh kinerja kredit yang mengalami akselerasi di kuartal ketiga sehingga BNI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 7,8% secara tahunan menjadi Rp 671,4 triliun. Kinerja didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan perusahaan anak.