Laba Produsen Cat Avian Capai Rp 1,6 Triliun, Lampaui Ekspektasi
Produsen cat dekoratif di Indonesia, PT Avia Avian Tbk (AVIA) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,64 triliun pada tahun 2023, naik 17,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pencapaian ini, kinerja perseroan yang dimiliki oleh taipan Hermanto Tanoko ini melebihi perkiraan konsensus analis yang hanya Rp 1,5 triliun.
Perseroan juga mencatatkan marjin laba bersih tertinggi selama lima tahun terakhir sebesar 23,4%.
Dari sudut pandang EBITDA, AVIA membukukan Rp 1,92 triliun untuk tahun 2023 dengan marjin EBITDA 27,5%. Dibandingkan tahun sebelumnya, angka ini tumbuh 15,8%.
Peningkatan profitabilitas ini ditopang oleh peningkatan laba kotor, serta pengendalian biaya operasional. Adapun pertumbuhan penjualan perseroan mendukung pencapaian di tahun 2023. Sepanjang tahun 2023, AVIA berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 7 triliun.
Semakin lengkapnya portofolio produk AVIA turut mendukung pencapaian positif di tahun 2023. Tahun lalu, AVIA memperkenalkan dua produk baru untuk kategori cat pelapis anti bocor, yakni No Drop Plus 3in1 dan No Drop Basic. Lini produk No Drop merupakan salah satu dari produk unggulan AVIA. No Drop telah lama memiliki posisi yang dominan di pasar cat pelapis anti bocor. Selain cat pelapis anti bocor, AVIA juga meluncurkan empat produk cat tembok dan dua cat kayu dan besi.
“Manajemen AVIA berharap segala komitmen, kerja keras, dan inisiatif akan bermuara pada tingkat pertumbuhan double-digit di tahun naga kayu ini,” kata Head of Investor Relation Avia Avian Andreas Timothy Hadikrisno dalam keterangan resmi, Kamis (29/2).
Menanggapi hasil tersebut, Investment Analyst Stockbit Theodorus Melvin menilai kinerja AVIA pada 2023 sebagai hasil positif karena melampaui estimasi konsensus. Dengan asumsi dividend payout ratio di level 91,3% atau sama seperti tahun buku 2022, ia memperkirakan bahwa AVIA akan membagikan dividen final sebesar Rp 13 per saham.
“Jumlah tersebut mengindikasikan yield sebesar 2,3% berdasarkan harga saham AVIA per penutupan sesi I hari Rabu (28/2) di level Rp 565 per lembar,” katanya dalam riset Kamis (29/2).
Sebelumnya, AVIA telah membagikan dividen interim sebesar Rp 681 miliar atau Rp 11 per saham, sehingga total dividen AVIA untuk tahun buku 2023 berpotensi mencapai Rp 1,5 triliun atau Rp 24 per saham.
“Performa ini berpotensi menjadi sentimen positif terhadap pergerakan saham AVIA yang telah mengalami koreksi -9,6% dalam setahun terakhir,” tulisnya.
Pada penutupan perdagangan Rabu (28/2) saham AVIA ditutup melonjak 6,48% ke posisi Rp 575 per lembar.