Laba Adaro Energy Tergerus 34% Imbas Penurunan Penjualan Batu Bara

Patricia Yashinta Desy Abigail
1 Maret 2024, 08:22
Laba Adaro Energy Turun 34% jadi Rp 25,8 Triliun Sepanjang 2023
KATADATA/
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 1,64 miliar sepanjang 2023. Nilai ini setara Rp 25,8 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.719. Laba perusahaan terkontraksi 34,16% jika dibandingkan periode 2022 yaitu US$ 2,49 miliar.

Seiring dengan menurunnya laba, pendapatan usaha ADRO juga merosot 19,5% di 2023 menjadi US$ 6,51 miliar, atau Rp 102,44 triliun. Padahal tahun sebelumnya perusahaan mampu mencetak pendapatan hingga US$ 8,1 miliar.

Jika dirinci perolehan pendapatan usaha ADRO berasal dari penjualan batu bara ke pihak ketiga US$ 6,1 miliar. Lebih rendah 21,91% dari 2022 yaitu US$ 7,82 miliar. Pendapatan ini dibagi menjadi dua yakni perolehan dari ekspor US$ 5,28 miliar yang jatuh 23,94% dan domestik US$ 825,36 juta, turun 5,81%.

Adaro Energy Indonesia juga mengantongi pendapatan usaha dari pihak berelasi US$ 209,08 juta dari sebelum US$ 112,76 juta. Angka ini berasal dari penjualan batubara, jasa pertambangan, dan lain-lain.

Menelisik laporan keuangan perusahaan, total beban pokok pendapatan penjualan batubara Rp 3,8 miliar per 2023, atau Rp 59,86 triliun. Beban ini naik 15,18% dari 2022 senilai Rp 3,3 miliar, atau Rp 51,97 triliun.

Jika ditelusuri, beban pokok pendapatan penjualan batubara disebabkan royalti kepada pemerintah sebesar US$ 1,46 miliar, setara Rp 23,05 triliun per 2023, dari sebelum US$ 1,23 miliar. Terdapat juga beban pokok pendapatan di segmen peertambangan US$ 1,32 miliar, atau Rp 20,75 triliun.

Sementara total beban pokok pendapatan jasa pertambangkan ADRO sebesar US$ 3,8 miliar, setara Rp 59,86 triliun sepanjang 2023, dari sebelumnya US$ 3,3 miliar. Di sisi lain total beban pokok pendapatan jasa pertambangan seniai US$ 129,22 juta dan total beban pokok pendapatan sebesar US$ 42,49 juta.

Total ekuitas Adaro Energy Indonesia tercatat US$ 7,4 miliar, setara Rp 116,45 triliun. Ekuitas perusahaan meningkat 13,5% dibadingkan periode 2022 senilai US$ 6,52 miliar. Kemudian liabilitas ADRO sebesar US$ 3,06 miliar, atau Rp 48,16 triliun. Jika dibandingkan dari 2022 yaitu US$ 4,25 miliar, liabilitas terkikis 27,99%.

Adaro Energy mencatatkan total asetnya US$ 10,47 miliar, setara Rp 164,62 triliun. Asetnya turun 2,87% di 2023 dibandingkan 2022 aset perusahaan sebesar US$ 10,78 miliar.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...