RUPST BRI Sepakati Tebar Dividen Rp 48,1 Triliun
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI membagikan dividen untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 48,1 triliun atau 80% dari laba bersihnya. Jumlah dividen yang dibagikan setara dengan Rp 319 per saham. Dari Rp 48,1 triliun, Rp 25,71 triliun akan dibagikan ke pemerintah dan Rp 22,39 triliun dibagikan ke publik.
"Telah menyetujui laba bersih konsolidasian yang dibagikan entitas induk 80%, Rp 48,1 triliun. Jumlah tersebut sudah sebagai interim pada 18 Januari Rp 12,66 triliun atau setara Rp 84 per lembar. Sisa yang akan dibagikan Rp 35,4 triliun atau Rp 235 per lembar," ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2023 BRI, Jumat (1/3).
Adapun tahun lalu BRI membagikan dividen sebesar 85% atau Rp 43,49 triliun dari laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp 51,4 triliun. Jumlah dividen yang akan dibagikan itu setara dengan Rp 288 per saham.
Berdasarkan kinerja keuangannya, emiten bank BUMN tersebut membukukan perolehan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 60,4 triliun sepanjang tahun 2023. Jumlah ini meningkat 17,5% dibanding raihan periode sama di tahun 2022 lalu Rp 51,40 triliun. Raihan ini juga turut meningkatkan nilai laba bersih per saham emiten bersandi BBRI ini menjadi Rp 398 per lembarnya dibanding pengujung 2022 yang senilai Rp 338 per lembar.
Moncernya laba ini tidak lepas dari nilai kredit yang disalurkan BBRI sepanjang tahun 2023 yang mencapai Rp 1.266,4 triliun, meningkat 11,2% dibanding tahun sebelumnya. Dari portofolio itu, sekitar 84,4% atau Rp 1.068 triliun disalurkan untuk kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Perusahaan mencatatkan kenaikan pendapatan bunga bersih Rp 135,18 triliun pada 2023 dibanding tahun sebelumnya Rp 124,59 triliun. Sementara, marjin bunga bersih BBRI tercatat tumbuh 6,84% per akhir Desember 2023.
Sunarso sebelumnya mengatakan besaran dividen yang akan dibagikan merupakan jumlah yang sesuai. Dia menjelaskan, jika Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal perusahaan sebesar 27%. Padahal, untuk memenuhi kebutuhan seperti menutupi seluruh jenis risiko yang terdapat dalam bisnis BRI hanya 17% dari CAR, artinya perusahaan masih memiliki CAR 10%.
"Setiap tahun BRI mengkonsumsi CAR 2% saja, maka saya katakan, 4 sampai 5 tahun ke depan BRI tidak butuh tambah modal," kata Sunarso, saat ditemui di Jakarta, Senin (12/2).
Oleh karena itu, Sunarso tidak berkeberatan untuk menyalurkan laba dalam bentuk dividen. Sebab menurutnya tidak terdapat masalah jika bank pelat merah memutuskan dividen 70% sampai 80%.
Menilik data perdagangan, saham BBRI jelang akhir pekan ini, Jumat (1/3) ditutup stagnan di Rp 6.125 per lembar. Dalam sepekan ini saham BBRI naik 0,41% dan dalam setahun ini sudah melonjak 29,77%.
Saham BBRI hari ini ada di rentang perdagangan 6.075-6.175 per lembar. Nilai transaksi yang tercatat Rp 467,1 miliar sebanyak 16.616 kali transaksi dan kapitalisasi pasar senilai Rp 928,3 triliun.