Alfamidi dan Alfamart Milik Djoko Susanto Kompak Cetak Kenaikan Laba
PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) atau Alfamidi membukukan kinerja keuangan positif sepanjang 2023. Begitupun dengan emiten ritel waralaba yang juga dimiliki taipan Djoko Susanto PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau Alfamart.
Berdasarkan laporan keuangannya, laba tahun berjalan MIDI yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 516,65 miliar atau naik sebesar 30% secara tahunan atau dari Rp 398,91 miliar pada 2022.
Tak hanya itu, pendapatan MIDI tercatat naik 11% menjadi Rp 17,35 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya, yakni Rp 15,62 triliun. Secara rinci, pendapatan tersebut didorong oleh segmen makanan sebesar Rp 10,44 triliun atau tumbuh 14,35% dan makanan segar Rp 2,42 triliun. Kemudian dari segmen nonmakanan berkontribusi sebesar Rp 4,48 triliun.
Seiring dengan hal itu, beban pokok pendapatan MIDI juga tumbuh 10,04% year on year menjadi Rp 12,84 triliun. Dengan demikian, MIDI membukukan laba kotor sepanjang 2022 sebesar Rp 4,5 triliun atau naik 14% jika dibandingkan dengan capaian 2022.
Sepanjang 2023, perusahaan membukukan total aset mencapai Rp 7,78 triliun atau tumbyg sebesar 12,76% dibandingkan dengan periode akhir 2022 yang mencapai Rp 6,9 triliun. Namun, total liabilitas MIDI merosot 21,24% secara tahunan menjadi Rp 3,87 triliun. Sedangkan pada akhir tahun 2022, total liabilitas MIDI mencapai Rp 4,91 triliun.
Total ekuitas emiten ritel ini juga melesat 97% dari Rp 1,98 triliun pada akhir tahun 2022 menjadi Rp 3,91 triliun pada akhir tahun 2023.
Di samping itu, AMRT juga membukukan kinerja positif untuk tahun buku 2023. Sepanjang 2023, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,4 triliun atau naik 19% dari periode sebelumnya 2022 sebbesar Rp 2,85 triliun.
Kemudian pendapatan perseoran juga tumbuh 10,34% menjadi Rp 106,94 triliun dari Rp 96,92 triliun pada 2022. Secara rinci, pendapatan tersebut didorong oleh segmen makanan sebesar Rp 75,65 triliun atau naik sebanyak 12% dari periode 2022, yakni Rp 67,33 triliun. Selain makanan, segmen nonmakanan juga berkontribusi sebanyak Rp 31,28 triliun atau tumbuh 6% dibanding periode yang sama sebelumnya Rp 29,59 triliun.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok perseroan sepanjang 2023 meningkat menjadi Rp 83,88 triliun dari Rp 76,9 triliun pada tahun 2022. Di samping itu, aset perseroan juga tumbuh menjadi Rp 34,25 triliun dari sebelumnya Rp 30,75 triliun pada 2022.
Sementara liabilitas turun menjadi Rp 18,54 triliun dari Rp 19,28 triliun pada tahun 2022. Bersamaan dengan itu, ekuitas perseroan meningkat 37% menjadi Rp 15,71 triliun dari Rp 11,47 triliun pada tahun 2022.