Gurita Bisnis Hermanto Tanoko Usai Listing Emiten BLES, 2 Antre IPO
PT Superior Prima Sukses Tbk atau BLES resmi mencatatkan saham perdana melalui initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada Senin (8/7). Sejak listing hingga penutupan pasar, harga saham BLES bertahan di Rp 246 atau naik 34% dari harga IPO senilai Rp 183.
Debut BLES menambah deretan emiten yang terafiliasi dengan konglomerat asal Surabaya Hermanto Tanoko di bursa efek indonesia. Lewat IPO, perusahaan yang bergerak di bidang industri barang galian bukan logam, perdagangan besar, pertambangan, dan bidang angkutan darat melalui pipa itu mengantongi dana Rp 240 miliar.
Saat ini Superior Prima dimiliki oleh tiga entitas bisnis yaitu PT Tata Utama Gemilang sebesar 35.46%, PT Globe Base Universal sebanyak 48,7% dan PT Tancorp Investama Mulia sebanyak 11,35%. Adapun pemegang saham individu adalah Dermawan Suparsono dengan 1,77% saham dan Liauw, Billy Law degan 2,66%.
Selanjutnya setelah IPO kepemilikan saham akan terbagi menjadi PT Tata Utama Gemilang dengan 30,14%, PT Global Base Universal dengan 41,44% dan PT Tancorp Investama Mulia dengan 9,65%. Sedangkan masyarakat menggenggam 15% saham. Sementara itu kepemilikan saham Dermawan dan Liauw tetap sama.
Di sisi lain meski memiliki saham yang sedikit, perusahaan telah menetapkan Dermawan sebagai pengendali perusahaan. Berdasarkan Surat Pernyataan Pengendali tertanggal 1 Februari 2024 Dermawan tidak dapat mengalihkan pengendaliannya pada Perseroan minimal 12 bulan setelah IPO.
Dalam susunan perusahaan, Dermawan menjabat sebagai Komisaris Utama. Sedangkan Liauw Billy Law sebagai Direktur Utama. Liauw merupakan Direktur di PT Tata Utama yang menjadi pemegang saham kedua terbesar BLES.
Nama lain yang masuk jajaran komisaris adalah Belinda Tanoko yang merupakan Direktur Tancorp Investama. Perusahaan ini dipimpin Hermanto Tanoko yang merupakan ayah Belinda.
Saat menghadiri acara listing BLES di BEI, Hermanto mengatakan Superior Prima bukan satu-satunya perusahaan terafiliasi dengan bisnis Tancorp yang akan IPO tahun ini. Hermanto mengatakan ada dua perusahaan lain yang sudah antre dan masuk dalam pipeline bisnis untuk IPO.
Hermanto mengatakan perusahaan saat ini tengah menggodok segala persiapan menjelang IPO. Rencana untuk mengantarkan perusahaan yang ia pegang melantai di bursa lebih didorong keinginan untuk membuat perusahaan lebih transparan dan akuntabel.
“Dengan di IPO-kan Itu berarti seluruh karyawan bisa mempunyai hak menjadi pemilik. Nah itu loyalitasnya akan meningkat. Supaya jadi terbentuk super team yang secara profesional dan transparan,” ujar Hermanto usai listing BLES.
Lebih jauh Hermanto menyebutkan soliditas tim akan turut meningkatkan produktivitas perusahaan. Ia percaya jalan IPO bisa membuat perusahaan tumbuh menjadi lebih baik. Ia mengatakan hanya akan masuk ke pasar saham dengan mendorong perusahaan yang ia sesuai dengan bidang dan minat yang ia kuasai.
Menurut Hermanto nantinya dua perusahaan yang tengah ia kawal akan melepas sekitar 10 % hingga 20 % kepemilikan saham kepada publik. Namun ia belum bisa menjelaskan kisaran harga yang akan ditawarkan.
“Ini kan masih digodok tapi sudah saya kasih tau minimalnya ada dua tahun ini. Nanti lihat lah di kuartal 4,” ujar Hermanto.
Ia berharap rencana untuk membawa perusahaan menjadi perusahaan terbuka juga mendapat dukungan dari pemerintah. Salah satunya adalah dengan memberikan jaminan atas ketersediaan gas murah untuk industri.
Deretan Saham Milik Konglomerat Hermanto Tanoko
Nama Hermanto menjadi sosok yang aktif membawa perusahaannya melantai di bursa dalam lima tahun terakhir. Di bawah payung Tancorp ia telah membawa sejumlah perusahaan listing di bursa.
Kinerja perusahaan dalam gurita Hermanto Tanoko juga terbilang moncer. Mayoritas telah membagikan dividen kepada para pemegang saham sejak IPO digelar.
Berikut deretan saham yang digenggam Hermanto Tanoko di bursa saham
Kinerja Saham CLEO
Debutnya di pasar saham dimulai pada April 2017 saat membawa emiten produsen air minum kemasan PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) melantai di bursa. Saat IPO saham CLEO dilepas pada harga Rp 115. Namun saat ini harga saham CLEO sudah naik 1.017,39% menjadi Rp 1.285.
Di CLEO Tancorp Investama menjadi perusahaan dengan kepemilikan saham terbesar di bawah PT Tancorp Global Abadi sebanyak 55,7% dan PT Tancorp Global Sentosa dengan 21% saham. Tancorp sekaligus menjadi pengendali dengan Hermanto Tanoko sebagai Komisaris Utama.
Sejak IPO, CLEO sudah lima kali membagi dividen. Dividen pertama dibagi pada Mei 2021 dengan besaran Rp 2,5. Pada Juni 2024 perusahaan membagi dividen Rp 60,39 miliar atau setara Rp 5,05 per saham yang berasal dari laba tahun buku 2023.
Saham PT Mega Perintis (ZONE)
Pada Desember 2018 Hermanto berkongsi untuk membawa PT Mega Perintis Tbk (ZONE) melantai di bursa. Saat itu ZONE melepas 797 juta lembar saham dengan harga Rp 298. Total dana yang terkumpul saat itu adalah Rp 58,71 miliar.
Berdasarkan data per 30 Juni 2024 Tancorp Investama Mulia menggenggam 22,9% saham ZONE. Adapun pemegang saham terbesar sekaligus menjadi pengendali adalah Verosito Gunawan dengan 35,9%. Sedangkan masyarakat menggenggam 15,8%
ZONE merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan retail. Grup Mega Perintis merupakan pabrik fesyen yang berfokus pada pakaian pria. Anak usaha lainnya termasuk Mega Putra Garment yang berfokus pada proses manufaktur, serta Mitrelindo Global yang fokus pada retail untuk merk internasional seperti Manzone, MOC, Men's Top, dan Minimal.
Emiten ZONE termasuk perusahaan afiliasi Hermanto yang tumbuh dan sehat. Perusahaan telah tiga kali membagikan dividen sejak IPO. Terakhir ZONE membagi dividen Rp 16,15 untuk tahun buku 2023 yang akan dibagikan pada hari ini, Selasa (9/7).
Kinerja Saham RISE
Perusahaan lain yang juga dibawa oleh Hermanto listing di bursa pada 2018 adalah PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE). Di perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan, jasa dan pengelolaan properti serta real estate ini, Hermanto melalui PT Tancorp Global Sentosa menjadi pengendali dengan kepemilikan saham terbesar 80,3%.
Jaya Sukses Makmur atau dikenal Tanrise Properti berdiri sejak 2003. Pada 2011 mereka melakukan ekspansi lini bisnis dengan mendirikan Solaris Hotel di Malang dan Bali serta kawasan perumahan perumahan modern di Gresik, yaitu Grand Sunrise. Proyek lain yang cukup prestisius adalah pembangunan apartemen baru yaitu Kyo Society yang dimulai sejak 2020.
Pada saat IPO, emiten RISE melepas 1,5 miliar saham dengan harga Rp 163 per lembar saham. Total dana yang dikantongi Hermanto saat itu adalah Rp 244,5 miliar. Saat ini harga saham RISE sudah naik pesat menjadi Rp 990 per lembar saham.
Di perusahaan ini Hermanto mengendalikan langsung dengan menjabat sebagai Komisaris Utama. Adapun putrinya Belinda Natalia menjabat sebagai Direktur Utama. Sementara istri Hermanto, Sanderawati Joesoef menjabat sebagai komisaris.
PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO)
Tangan dingin Hermanto kembali bekerja dengan membawa PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) melantai di Bursa Efek Indonesia pada November 2021. Saat itu DEPO melepas 1,02 miliar lembar saham dengan harga Rp 482.
DEPO merupakan perusahaan yang bergerak di bidang supermarket dan retail bangunan. Toko bangunan DEPO berdiri di berbagai kota di Indonesia. Melalui IPO perusahaan mendapat Rp 493,5 miliar.
Di CaturKarda Depo, Hermanto bertindak menjadi pengendali melalui PT Tancorp Surya Sukses bersama dengan PT Buananta Adisentosa dengan kepemilikan saham masing-masing 23,5%. Adapun masyarakat menggenggam 7,51 % saham perusahaan. Ia menjadi Komisaris Utama di DEPO dan langsung mengawasi jalannya usaha.
Dibanding emiten lain yang telah lebih dulu melantai di Bursa, kinerja saham CLEO tidaklah moncer. Bahkan harganya mengalami penurunan sebanyak 41,6% dari saat harga IPO. Pada perdagangan Selasa (9/7) saham CLEO dibuka pada harga Rp 356.
Di sisi lain meski harga saham DEPO mengalami tren penurunan, kinerja perusahaan tetap prima. Merujuk laporan keuangan terbaru, hingga akhir periode kuartal pertama 2024, laba bersih DEPO tercatat Rp 24,33 miliar atau naik tipis 3,22% Year on Year dibandingkan Rp 23,57 miliar pada periode yang sama 2023.
DEPO juga tercatat rajin membagikan dividen kepada para pemegang saham. Sejak IPO sudah 4 kali DEPO membagi dividen. Terakhir pada Juni 2024 sebesar Rp 4 per lembar saham dari laba tahun buku 2023.
Kinerja Saham PT Avia Avian Tbk (AVIA)
Pada Desember 2021, di tahun yang sama dengan IPO DEPO, Hermanto membawa PT Avia Avian Tbk (AVIA) yang merupakan pabrik cat Avian listing di BEI. Di perusahaan ini Hermanto merupakan pengendali perusahaan melalui PT Tancorp Surya Sentosa dengan kepemilikan saham 36,6%.
Di AVIA, Hermanto berbagi pengendalian perusahaan dengan PT Wahana Lancar Rezeki dengan kepemilikan saham 32,49%. Adapun saham yang dimiliki oleh masyarakat sebesar 19,51%.
AVIA melantai di bursa dengan melepas 6,2 miliar lembar saham. Harga IPO saat itu adalah Rp 930 sehingga perusahaan menggalang dana total Rp 5,77 Triliun. Saat ini harga saham AVIA telah merosot 40,57% menjadi Rp 510 per lembar saham pada pembukaan perdagangan Selasa (9/7).
Sejak IPO, AVIA rutin dua kali membagi saham kepada para pemilik. Terakhir dividen dibagi pada April 2024 dengan nilai Rp 11 per lembar saham.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan perusahaan pada kuartal I-2024 mengalami pertumbuhan dengan laba kotor konsolidasi tumbuh 9,8% Year on year menjadi Rp 886 miliar dengan tingkat margin laba kotor sebesar 46,5%. Adapun penjualan tumbuh 6,95% Year on Year menjadi Rp 1,9 triliun.
Di perusahaan ini Hermanto bertindak sebagai Komisaris Utama. Sedangkan jabatan Direktur Utama dipegang oleh kakaknya Wijono Tanoko. Selain itu juga ada Ruslan Tanoko yang menjabat wakil direktur dan merupakan anak dari Wijono Tanoko.
Akuisisi Perusahaan Keramik CAKK
Pada Oktober 2022, PT Tancorp Bangun Indonesia resmi mengakuisisi 50,22% saham emiten keramik PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK). Lewat aksi ini Hermanto menjadi pengendali emiten yang merupakan produsen keramik merek Kaisar dengan menempatkan istrinya Sanderawati Joesoef sebagai Komisaris Utama.
Jumlah saham yang dibeli Tancorp sebanyak 662 juta lembar di harga Rp 229 per saham. Direktur Tancorp Bangun Indonesia Belinda Natalia yang merupakan putri Hermanto mengatakan akuisisi merupakan strategi memperkuat portofolio investasi di sektor industri bahan bangunan.
Setelah akuisisi, Tancorp terus menambah kepemilikan saham sehingga kini menjadi 62,54%. Selanjutnya ada PT Marisssi Idola Sumber Sejahtera dengan 20 %. Adapun masyarakat memegang sebanyak 13,7% saham perusahaan.