Bengkak 33%, Garuda Indonesia (GIAA) Bukukan Rugi Rp 1,54 T pada Semester I 2024

Nur Hana Putri Nabila
1 Oktober 2024, 15:07
Maskapai Garuda Indonesia
Garuda Indonesia
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 101,65 juta atau Rp 1,54 triliun (kurs: 15.168 per dolar AS) pada semester pertama 2024. Rugi tersebut naik 33% year on year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 76,50 juta.

Berdasarkan laporan keuangan GIAA yang dikutip Selasa (1/10), pendapatan usaha maskapai penerbangan tersebut sebesar US$ 1,62 miliar atau Rp 24,59 triliun hingga Juni 2024. Perolehan itu meningkat 16% (yoy) dari periode yang sama tahun lalu US$ 1,10 miliar.

Secara rinci, pendapatan Garuda Indonesia dari penerbangan berjadwal sebesar US$ 1,27 miliar.  Pendapatan tersebut terdiri dari penerbangan penumpang US$ 1,20 miliar dan penerbangan kargo hingga dokumen US$ 75,19 juta. 

Kemudian pendapatan dari segmen penerbangan tidak berjadwal sebesar US$ 177,69 juta sepanjang Januari–Juni 2024. Pendapatan tersebut terdiri dari haji US$ 148,27 juta dan charter US$ 29,69 juta. 

Adapun pendapatan dari segmen lainnya hingga Juni 2024 ini sebesar US$ 167,57 juta. Secara rinci, pendapatan tersebut ditopang oleh pemeliharaan dan perbaikan pesawat US$ 56,30 juta, pelayaran terkait penerbangan US$ 41,85 juta, dan jasa boga US$ 28,52 juta. Kemudian diikuti oleh biro perjalanan sebesar US$ 23,33 juta, fasilitas US$ 8,43 juta, hotel US$ 5,24 juta, transportasi US$ 1,08 juta, hingga lainnya US$ 2,78 juta. 

Namun, beban usaha GIAA membengkak 23% menjadi US$ 1,53 miliar hingga Juni 2024. Beban usaha tersebut terdiri dari beban operasional penerbangan Garuda Indonesia US$ 839,12 juta, beban pemeliharaan dan perbaikan sebesar US$ 257,57 juta, dan beban kebandaraan US$ 123,05 juta. Kemudian beban umum dan administrasi US$ 103,41 juta, beban tiket, penjualan, dan promosi US$ 84,10 juta, beban operasional hotel sebesar US$ 9,29 juta. Tak hanya itu, beban operasional transportasi US$ 5,95 juta dan beban operasional jaringan US$ 2,29 juta. 

 Apabila melihat dari sisi neraca, total aset Garuda Indonesia hingga semester pertama 2024 sebesar US$ 6,54 miliar. Selain itu, total liabilitas sebesar US$ 7,93 miliar dan total ekuitas US$ 1,38 miliar hingga Juni 2024.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...