Lo Kheng Hong Ungkap Alasan Borong Saham PGAS, Bagaimana Kinerja Usaha?
Investor ternama Tanah Air Lo Kheng Hong atau LKH mengungkap alasannya mengoleksi saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Ia mengungkap saham perusahaan milik negara itu menarik lantaran fundamental perseroan yang terus meningkat seperti pertumbuhan pendapatan maupun laba.
Lo Kheng Hong mengaku dirinya selama ini selalu konsisten membidik perusahaan dengan pertumbuhan yang konsisten. Bahkan ia menyatakan anti membeli saham-saham di perusahaan yang mencetak rugi sehingga pilihan mengoleksi saham PGAS menurut dia tepat.
“Perusahaan (PGAS) kan wonderful company, labanya jumbo," kata Lo Kheng Hong saat ditemui di Jakarta, Selasa (10/9).
Namun investor kawakan tersebut tidak memberitahukan rencana apakah dirinya ingin menambah koleksi sahamnya di PGAS dalam waktu dekat maupun jangka panjang. Tapi yang jelas, jumlah kepemilikan Lo Kheng Hong di Perusahaan Gas Negara membuktikan keseriusannya.
Melansir dari data Bursa Efek Indonesia atau BEI Lo Kheng Hong menguasai 194,74 juta lembar saham atau setara dengan kepemilikan 0,8%. Jumlah tersebut setelah LKH melakukan transaksi saham yaitu membeli 44,78 juta saham PGAS pada Agustus 2024.
Bahkan LKH masuk ke dalam tujuh besar pemegang saham PGAS mengalahkan BlackRock Inc yang memiliki 175,43 juta saham setara 0,72% per Agustus 2024. BlackRock hanya menempati sepuluh besar atas jumlah kepemilikan saham PGAS. Padahal sebagaimana diketahui, BlackRock Inc merupakan salah satu perusahaan manajemen aset terbesar di dunia.
Investor yang dikenal sebagai "Warren Buffett Indonesia" juga menyebut investasi saham adalah pilihan terbaik untuknya. Menurutnya masih banyak orang Indonesia tidak percaya saham bisa memberikan keuntungan besar dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya.
"Saham adalah pilihan terbaik bagi saya, tapi pendapat saya," ujar Lo Kheng Hong.
Kinerja Perusahaan Gas Negara Naik 28,4% di Semester I 2024
Perusahaan Gas Negara membukukan laba bersih sebesar US$ 186,6 juta pada semester I 2024. Capaian tersebut naik 28,4% secara tahunan dibandingkan semester I 2023 sebesar US$ 145,3 juta.
Direktur Utama PGN Arief S Handoko mengatakan laba bersih itu diperoleh dari pendapatan konsolidasi sebesar US$ 1,84 miliar, laba operasi US$ 293,2 juta, dan EBITDA US$ 578,1 juta. Kinerja pendorong lainnya adalah kenaikan pendapatan transmisi gas sebesar US$ 14,4 juta dan transmisi minyak US$ 0,9 juta.
"Segmen pendapatan baru yaitu LNG trading menyumbang peningkatan pendapatan semester I 2024 sebesar US$ 93,7 juta," kata Arief, Selasa (27/8).
Secara kinerja operasi, penyaluran volume niaga gas bumi tercatat 841 BBTUD dan transmisi 1.479 MMSCFD. Kemudian, lanjut Arief, untuk kinerja dari beberapa anak perusahaan/afiliasi yang turut berkontribusi di antaranya adalah lifting migas sebesar 3,9 MMBOE, proses LPG 19 ribu ton, dan transmisi minyak bumi 27,4 MMBOE.