Meski Dinyatakan Pailit, Pabrik Sritex Masih Beroperasi Hingga Kini
PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex hingga kini masih melaksanakan kegiatan usaha usai dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Negeri Semarang (PN Semarang), Jawa Tengah.
“Perseroan masih melakukan aktivitas operasionalnya secara normal,” kata Welly Salam, Direktur Keuangan Sritex, dalam keterangannya dikutip Rabu (30/10).
Di samping itu, perusahaan masih memiliki utang kepada kreditornya PT Indo Bharat Rayon (IBR) senilai Rp 101,30 miliar. Welly mengatakan saat ini perushaan masih berupaya kasasi terhadap putusan pembatalan homologasi. Ia juga menyebut Sritex masih melakukan aktivitas operasional dengan normal aghar dapat tetap melakukan pemenuhan terhadap kewajiban tersebut.
Seiring dengan hal itu Presiden Prabowo Subianto meminta empat kementerian untuk menyiapkan skema penyelamatan Sritex. Keempat kementerian tersebut adalah Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian Tenaga Kerja, dan Kementerian BUMN.
“Pemerintah akan segera mengambil langkah-langkah agar operasional perusahaan tetap berjalan dan pekerja bisa diselamatkan dari PHK,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, pada Jumat, 25 Oktober.
Utang Sritex Numpuk
Sritex memiliki deretan utang kepada sejumlah bank. Liabilitas SRIL per 31 Maret 2024 yaitu US$ 1,6 miliar, setara Rp 25,17 triliun yang di dalamnya terdapat sejumlah utang bank. Menelisik laporan kinerja terakhirnya yaitu pada kuartal pertama 2024, SRIL memiliki deretan utang jangka panjang dengan total US$ 848,25 juta, setara Rp 13,27 triliun.
Dalam pos ini, SRIL mencatatkan utang paling banyak yaitu kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai US$ 71,98 juta, setara Rp 1,12 triliun. Utang terbesar kedua yaitu kepada State Bank of India, Singapore Branch senilai US$ 43,88 juta atau Rp 686,65 juta. SRIL juga memiliki utang kepada bank pembangunan daerah seperti PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk US$ 34.46 juta, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah senilai US$ 25,07 juta dan Bank DKI senilai US$ 9,45 juta.
Tak hanya utang bank jangka panjang, SRIL memiliki utang bank jangka pendek yaitu BCA senilai US$ 7,77 juta. Sebelumnya utang BCA jangka pendek per 31 Desember 2023 sebesar US$ 11 juta. Sementara itu, SRIL memiliki nilai aset US$ 639,24 juta atau Rp 10 triliun lebih kecil dibandingkan dengan utang bank dan nilai liabilitas yang jumlahnya lebih besar.
Penjualannya pun lesu yaitu hanya sebesar US$ 78,37 juta atau Rp 1,22 triliun per Maret 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 86,91 juta. Namun, pendapatannya harus dihadapkan dengan sejumlah beban sehingga SRIL mengalami kerugian yang saat itu tercatat US$ 14,79 juta atau Rp 231,46 miliar.
Berikut daftar utang bank jangka pendek dan panjang SRIL periode Maret 2024:
Utang Bank Jangka Pendek: PT Bank Central Asia Tbk : US$ 7.771.445
Utang Bank Jangka Panjang:
- PT Bank Central Asia Tbk : US$ 71,980,594
- State Bank of India, Singapore Branch : US$ 43,887,212
- PT Bank QNB Indonesia Tbk : US$ 36,939,772
- Citibank N.A., Indonesia : US$ 35,826,893
- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk : US$ 34,462,294
- PT Bank Mizuho Indonesia : US$ 33,709,712
- PT Bank Muamalat Indonesia : US$ 26,362,584
- PT Bank CIMB Niaga Tbk : US$ 25,936,026
- PT Bank Maybank Indonesia Tbk : US$ 25,267,056
- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah : US$ 25,070,076
- PT Bank Negara Indonesia Tbk : US$ 23,807,159
- MUFG Bank, Ltd. : US$ 23,777,834
- Bank of China (Hong Kong) Limited : US$ 22,555,939
- PT Bank KEB Hana Indonesia : US$ 22,303,353
- Taipei Fubon Commercial Bank Co., Ltd : US$ 20,000,000
- Woori Bank Singapore Branch : US$ 19,870,626
- Standard Chartered Bank : US$ 19,570,364
- PT Bank DBS Indonesia : US$ 18,238,794
- PT Bank Permata Tbk : US$ 17,306,559
- PT Bank China Construction Indonesia Tbk : US$ 14,912,809
- PT Bank DKI : US$ 9,457,652
- Bank Emirates NBD : US$ 9,014,852
- ICICI Bank Ltd., Singapore Branch : US$ 6,969,549
- PT Bank CTBC Indonesia : US$ 6,950,110
- Deutsche Bank AG : US$ 6,821,059
- PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk : US$ 4,970,936
- PT Bank Danamon Indonesia Tbk : US$ 4,681,492
- PT Bank SBI Indonesia : US$ 4,380,982