Adu Laba Kinerja Garuda VS AirAsia, Mana Paling Boncos?

Nur Hana Putri Nabila
11 November 2024, 14:03
Dua maskapai penerbangan di Indonesia telah merilis laporan keuangan sembilan bulan pertama 2024. Misalnya PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP).
Katadata/ Wahyu Dwi Jayanto
Dua maskapai penerbangan di Indonesia telah merilis laporan keuangan sembilan bulan pertama 2024. Misalnya PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Dua maskapai penerbangan di Indonesia telah merilis laporan keuangan sembilan bulan pertama 2024. Misalnya PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) masih membukukan rugi hingga September 2024.  

Dari kedua maskapai tersebut, mana yang mencatat kerugian paling besar? Berikut ulasannya.

1. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatatkan sejumlah beban yang menyebabkan perusahaan aviasi pelat merah ini masih mencatatkan kerugian. Beban operasional penerbangan menjadi salah satu biang kerok tertekannya kinerja GIAA.

Dalam laporan keuangan perusahaan, GIAA masih mencatatkan kerugian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 131,22 juta setara Rp 2,05 triliun per semester September 2024. Perolehan tersebut bengkak 81,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 72,38 juta.

Di samping itu, Garuda Indonesia membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 2,56 miliar atau Rp 40,14 hingga September 2024. Secara rinci, penerbangan berjadwal berkontribusi US$ 2,01 miliar, penerbangan tidak berjadwal US$ 291,15 juta, dan lainya US$ 253,93 juta.

NoPerusahaanRugi (9M24) dalam %Rugi Januari–September 2024Rugi Januari–September 2023
1PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)Naik 81,3%Rp 2,05 triliunRp 1,13 triliun
2PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP)Susut 31,6%Rp 598,57 miliarRp 875,42 miliar


2. PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP)

Emiten industri penerbangan, PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) juga masih mencatat kerugian sepanjang Januari–September 2024. Berdasarkan laporan keuangannya, Air Asia membukukan rugi bersih sebesar Rp 598,57 miliar. Rugi tersebut susut 31,6% secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode yang sama sebelumnya sebesar Rp 875,42 miliar pada 2023. 

Seiring dengan hal itu, Air Asia membukukan pendapatan sebesar Rp 5,90 triliun hingga September 2024. Perolehan tersebut naik 19,7% secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode yang sama sebelumnya Rp 4,93 triliun pada 2023.

Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine, mengatakan Indonesia AirAsia telah mengangkut 4,99 juta penumpang yang menjadi salah satu faktor mendongkrak pendapatan AirAsia Indonesia. 

“Hal ini juga didukung dengan keterisian penumpang (load factor) yang naik sebesar 3 pts atau 87% dibandingkan kuartal III 2023,” kata Veranita dalam keterangan resmi, Rabu (30/10).

Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban usaha juga meningkat sebesar 13%. Konsumsi bahan bakar tercatat sebagai salah satu penyumbang beban usaha sebesar 16% serta perbaikan dan pemeliharaan 22% dari total biaya keseluruhan. 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...