Menteri BUMN Erick Thohir Dorong Inalum IPO agar Jadi Perusahaan Kelas Dunia
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan rencana PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Erick Thohir mendukung langkah holding MIND ID untuk IPO karena induk BUMN tambang ini sudah terkonsolidasi dengan seluruh anak usahanya. Ia juga menilai kinerja perusahaan terus membaik, baik dari segi kesehatan, pendapatan, maupun laba.
“Kami akan dorong (Inalum) menjadi world class company karena partner-nya sudah world class, ada Vale, ada Freeport,” kata Erick kepada wartawan di Jakarta, Kamis (9/1).
Seiring dengan rencana IPO itu, Erick juga menyebut dividen Inalum yang direncanakan untuk periode 2023 hingga 2024 telah mencapai sekitar Rp 7,4 triliun. Ia berharap dividen tersebut akan meningkat hingga Rp 11 triliun pada tahun berikutnya.
Sebelumnya, MIND ID mengungkapkan perkembangan terbaru holding BUMN tambang PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, mengatakan perusahaan tengah merancang equity story untuk Inalum.
Strategi ini bertujuan agar ketika Inalum melantai di bursa melalui IPO, perusahaan dapat menarik minat investor dengan valuasi yang lebih optimal. Ia mencontohkan bahwa saat ini price to book value PT Aneka Tambang (ANTM) atau Antam sudah berada di atas satu.
“Artinya, pasar membeli harga untuk Inalum lebih dari harga bukunya,” kata Dilo kepada wartawan di Jakarta, pada November 2024 lalu.
Tak hanya itu, Dilo menjelaskan MIND ID tengah mempersiapkan langkah untuk menciptakan nilai tambah bagi Inalum agar pasar dapat mempersepsikan enterprise value-nya dengan lebih baik.
Terkait waktu IPO, Dilo mengatakan saat ini MIND ID masih mengevaluasi berbagai alternatif dan dampak IPO Inalum, termasuk potensi kenaikan nilai tambah bagi holding MIND ID.
Ada 22 Emiten Antre IPO
Otoritas BEI mengatakan total ada 22 perusahaan dalam antrean atau pipeline pencatatan saham BEI. Berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat satu perusahaan skala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar yang masuk dalam pipeline.
Selanjutnya, ada dua perusahaan dalam pipeline yang tergolong skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar. Lalu, ada 19 perusahaan aset skala besar atau aset di atas Rp 250 miliar.
Berikut ini jumlah emiten yang tengah mengantre IPO berdasarkan sektornya:
- 3 perusahaan dari sektor material dasar
- 1 perusahaan dari sektor konsumer siklikal
- 5 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal
- 3 perusahaan dari sektor energi
- 2 perusahaan dari sektor finansial
- 3 perusahaan dari sektor kesehatan
- 3 perusahaan dari sektor industri
- 0 perusahaan dari sektor infrastruktur
- 2 perusahaan dari sektor properti dan real estate
- 0 perusahaan dari sektor teknologi
- 0 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik