Saham Emiten Kongsi Aguan-Salim CBDK Tembus ARA 25% di Debut IPO

Nur Hana Putri Nabila
13 Januari 2025, 09:27
CBDK
Nur Hana Putri Nabila/Katadata
Suasana saat pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten kongsi Agung Sedayu dan Salim Group, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (13/1). Perusahaan menjadi emiten keenam yang melantai di bursa pada Januari 2025.

Pada debut perdananya, saham CBDK dibuka menyentuh batas tertinggi atau auto reject atas (ARA) 25% ke level Rp 5.075 per lembar. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 48,60 ribu dengan nilai transaksinya Rp 264,64 juta. 

Frekuensi perdagangan saham CBDK tercatat sebanyak 260 kali. Adapun kapitalisasi pasar anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) pagi ini senilai Rp 28,77 triliun.

Dalam penawaran umum perdana saham atau IPO, emiten properti itu mematok harga penawaran umum perdana saham di level Rp 4.060 per lembarnya. Nilai tersebut merupakan nilai batas atas dari harga bookbuilding direntang Rp 3.000 - Rp 4.060.

Berdasarkan prospektusnya, CBDK melepas 566,89 juta saham atau 10% dari modal disetor dan ditempatkan usai IPO. IPO CBDK ini sekaligus menjadi jalan bagi kongsi konglomerat Sugianto Kusuma atau dikenal Aguan dan Salim Group melebarkan sayap bisnis di BEI.

Presiden Direktur Bangun Kosambi Sukses, Steven Kusumo, mengatakan perusahaan oversubscribed sekitar 344,28 kali, dengan sekitar 168.874 investor yang berpartisipasi dalam penawaran saham CBDK.

Ia menyatakan bahwa tujuan utama dari IPO CBDK adalah menghimpun dana dari masyarakat guna mempercepat pengembangan CBD PIK2. Secara khusus, perusahaan akan membangun Nusantara International Convention and Exhibition (NICE) yang merupakan bagian dari Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibition (MICE) untuk melengkapi ekosistem dalam CBD PIK 2. 

Selain itu, NICE akan dibangun di lahan seluas ±19 hektare dan dirancang sebagai elemen strategis yang melengkapi ekosistem CBD PIK 2 dengan bertambahnya area pusat konvensi dan pameran sekitar 120.000 m2. 

“Proyek ini diharapkan dapat mulai beroperasi secara parsial pada September 2025 sehingga dapat turut meramaikan sektor industri pusat konvensi dan pameran nusantara,” ucap Steven di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (13/1). 

Rencana Usai IPO 

Hasil dari IPO CBDK akan digunakan untuk penyertaan modal kepada afiliasi, yaitu PT Industri Pameran Nusantara (IPN). Dana ini akan digunakan untuk membiayai proyek pembangunan gedung meetings, incentives, conferences, and exhibitions (MICE).

Merujuk prospektus, jika dana tersisa setelah proyek MICE selesai, akan digunakan untuk biaya promosi, operasional, dan kebutuhan lain yang menunjang keberlangsungan usaha MICE.   Selain itu, perusahaan juga merencanakan kebijakan pembagian dividen hingga 40% dari laba bersih mulai tahun buku 2024, bergantung pada persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan kondisi keuangan perusahaan. 

Setelah IPO, Bangun Kosambi berencana membagikan dividen tunai dengan rasio hingga 40% dari saldo laba positif, mulai tahun buku 2024.

Prospek Bisnis Properti CBDK 

Bangun Kosambi Sukses bergerak di sektor real estate dan aktivitas perusahaan holding, dengan fokus pengembangan kawasan properti di Tangerang. Perusahaan mencatat bahwa 99% dari total pendapatan konsolidasian pada semester pertama 2024 berasal dari bisnis real estate. 

Prospek bisnis properti dinilai cerah seiring potensi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia pada 2024 dan stimulus pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) dari pemerintah yang berlaku hingga akhir 2024. 




Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...