BRI (BBRI) Bakal Tebar Dividen 85% dari Laba, Berpotensi Bagikan Rp 51,1 Triliun

Ringkasan
- BBRI akan membagikan dividen dengan kisaran payout ratio 80-85% untuk tahun buku 2024, sebesar Rp 51,1 triliun jika rasio pembayaran dividen 85%.
- Pembayaran dividen interim sebelumnya mempertimbangkan komitmen BRI untuk memberikan keuntungan langsung kepada pemegang saham, terutama negara dan masyarakat umum.
- Pertimbangan utama pembagian dividen adalah kinerja keuangan yang baik, dengan CAR dan pengelolaan likuiditas yang mencapai 26%.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyampaikan akan memberi dividen dengan kisaran pay out ratio atau rasio pembayaran dividen 80% sampai dengan 85% untuk tahun buku 2024. BRI mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 60,15 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan berapapun laba BRI itu layak untuk dibagi. Menurut Sunarso modal BRI saat ini lebih dari cukup.
"Tinggal tapi kita harus evaluasi. Kira-kira untuk cover risiko seperti apa, maka kemudian kita juga enggak ugal-ugalan untuk itu," kata Sunarso kepada media, Rabu (12/2).
Di sisi lain Sunarso menyebut tetap penting untuk memperlebar modal yang dimiliki BRI untuk menjadi modal pertumbuhan untuk menjaga modal BRI tinggi. Jika diakumulasikan, BRI berpotensi membagikan dividen Rp 51,1 triliun jika rasio pembayaran dividen 85% seperti yang disampaikan Sunarso.
BBRI sebelumnya melakukan pembayaran dividen interim tahun buku 2024 sebesar Rp 135 per lembar. Sunarso menjelaskan yang menjadi dasar pertimbangan pembagian dividen interim ini komitmen BRI untuk selalu memberikan keuntungan yang nyata kepada pemegang saham, terutama negara.
Ia menilai pembagian dividen ini bukan hanya memberikan manfaat langsung bagi negara sebagai pemegang saham mayoritas, tetapi juga bagi masyarakat umum yang menjadi pemegang saham ritel.
Lebih jauh Sunarso menyampaikan pertimbangan BRI membagikan dividen interim ini yaitu karena perusahaan telah menjaga kinerja keuangannya. Merujuk laporan keuangan 2024, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) dan pengelolaan likuiditas internal mencapai 26%.