Bos Freeport Sebut Torehan Laba Rp 67 T pada 2024 tapi Potensi Susut di 2025
Membuat ringkasan dengan AI PT Freeport Indonesia (PTFI) mencatatkan laba bersih sebesar US$ 4,1 miliar atau sekitar Rp 67,32 triliun sepanjang 2024. Perolehan tersebut naik hingga 28,12% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 3,2 miliar.
Hal itu disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Dengan Dirut PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat. Namun Direktur Utama Freeport Indonesia, Tony Wenas, memproyeksikan laba perusahaan akan turun hingga ke US$ 3,7 miliar pada tahun ini.
"Tahun ini dikira-kirakan US$ 3,7 miliar karena memang tadi angka produksinya turun karena kadar," ujar Tony dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (13/3).
Sepanjang 2024, laba bersih didukung oleh pendapatan penjualan yang mencapai US$ 11,4 miliar atau sekitar Rp 170 triliun. Sementara berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2025, pendapatan Freeport Indonesia diperkirakan berada di kisaran US$11,2 miliar, dan pada 2026 diproyeksikan akan mencapai US$10 miliar.
Selain itu, Freeport berkontribusi terhadap penerimaan negara melalui operasionalnya di 2024 dengan total US$ 4,7 miliar atau sekitar Rp 85 triliun. Secara rinci, kontribusi tersebut mencakup US$ 1,5 miliar dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), kemudian sebanyak US$ 1,4 miliar dalam bentuk dividen kepada MIND ID, serta US$ 1,8 miliar dari pajak.
Tony mengatakan perhitungan ini didasarkan pada asumsi harga tembaga sebesar US$ 4,25 per pound dan emas US$ 2.300 per ounce.
"Per hari ini harga tembaganya adalah US$ 4,5 per pound dan harga emasnya US$ 2.900 per ounce," ujarnya.
Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.
