Bos Danantara Ungkap Lebih dari 100 Perusahaan Daftar Proyek Sampah to Energi

Karunia Putri
15 Oktober 2025, 16:56
Danantara
Katadata/Fauza Syahputra
Pandu Sjahrir, Founding Partner AC Ventures, ketika berbicara dalam Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2024, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Kamis (8/8).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Pandu Sjahrir mengatakan sudah ada lebih dari seratus perusahaan yang telah mendaftar dalam tender proyek perdana danantara, Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) atau waste to energy. Kendati demikian, ia enggan menyebut perusahaan mana saja yang telah mendaftar dalam program strategis Danantara tersebut

“[Yang mendaftara ada dari] lokal dan internasional,” kata Pandu ketika ditemui usai acara Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta pada Rabu (15/10/2025).

Sebelumnya, Danantara telah mengumumkan akan membuka lelang proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) pada awal November 2025 mendatang. Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, mengatakan ada sebanyak 192 perusahaan telah menyatakan minat untuk ikut berpartisipasi dalam proyek tersebut.  

“Jadi diharapkan kita akan mulai proses tender terbuka ini, yang akan dilakukan oleh Danantara, sesuai dengan mandat yang diberikan kepada kami pada awal bulan November,” ujar Rosan kepada media di acara Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025, Jumat (10/10).

Adapun dana proyek strategis tersebut, sebagiannya berasal dari himpunan dana dari para konglomerat dalam Patriot Bonds atau Obligasi Patriotik senilai Rp 50 triliun. Sementara itu, sebelumnya Pandu mengatakan, akan rambung dalam bulan ini. 

Danantara, pada awal 1 Oktober 2025 lalu telah mendaftarkan rencana penerbitan surat utang ini ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mengutip laporan Bloomberg, Pandu mengatakan bahwa sejumlah taipan terkaya Indonesia telah berkomitmen untuk membeli obligasi jumbo senilai Rp 50 triliun atau sekitar US$ 3 miliar meski memiliki imbal hasil  lebih rendah dibandingkan obligasi pemerintah sejenis. 

Pandu menjelaskan, dana hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk membiayai lebih dari 30 proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) atau waste to energy (WtE) di berbagai wilayah Indonesia. Saat ini, Danantara mengelola dana sekitar US$ 8 miliar. Dari jumlah itu, 80% akan difokuskan untuk investasi dalam negeri, sementara sisanya disalurkan ke proyek internasional.

Selain energi terbarukan, dana kekayaan negara ini juga membidik investasi di bidang pusat data, ketahanan pangan, hingga berencana masuk ke bisnis manajemen investasi. Kesepakatan dengan mitra potensial terkait bisnis manajemen investasi ditargetkan tercapai pada akhir 2025 hingga awal 2026.

Proyek Waste to Energy 

Pemerintah bersama Danantara tengah getol menyiapkan proyek akbar PSEL yang diproyeksikan rampung akhir bulan ini. PSEL merupakan salah satu proyek strategis yang dicanangkan Danantara. Salah satu sumber dana untuk membangun proyek WtE adalah dari obligasi patriotik. 

Melalui proyek tersebut, PT Danantara Investment Management akan menggandeng PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Nantinya, PT PLN akan menjadi pembeli utama energi listrik yang dihasilkan dalam teknologi berbasis insinerator. 

Dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengolahan Sampah Menjadi Energi (PSEL) atau Waste to Energy (WtE) yang digelar kemarin, Chief Executive Officer Danantara, Rosan Roeslani mengatakan, Danantara telah mengidentifikasi 33 titik di berbagai wilayah di Indonesia yang akan digunakan sebagai tempat pembangunan PSEL. 

Adapun investasi untuk setiap titik lokasi mencapai Rp 2–3 triliun, termasuk untuk infrastruktur pendukung. Dia menyampaikan, pembiayaan proyek PSEL ini tidak hanya bersumber dari Danantara saja. 

Nantinya, holding perusahaan milik negara ini akan menggelar tender secara terbuka, baik dari swasta, pihak asing, pemerintah maupun BUMD untuk memilih mitra untuk proyek tersebut. Pemilihan mitra akan dilakukan setelah lokasi pembangunan PSEL rampung dan siap dijalankan. 

Managing Director Investment Danantara Stefanus Ade Hadiwidjaja mengatakan, proyek PSEL merupakan kolaborasi antara Danantara, pemerintah daerah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

Melalui proyek tersebut, sampah akan diolah menjadi energi terbarukan berupa listrik yang akan dibeli oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). 

“Salah satu peran Danantara adalah memilih mitra dan teknologi yang tepat, lalu berinvestasi bersama-sama membangun PSEL ini,” kata Stefanus usai Rapat Koordinasi Nasional Pengelolaan Sampah Nasional Menjadi Energi di Wisma Danantara, Jakarta, Selasa (30/9).CIO



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...