CIO Danantara Sebut 15% dari Dividen BUMN Diplot untuk Proyek Sampah to Energi
Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Pandu Sjahrir mengatakan sebanyak 15% dari total dividen yang diperoleh Danantara akan dialokasikan untuk program perdananya, yakni proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) atau Waste to Energy. Adapun proyek tersebut akan diluncurkan dalam bulan ini.
Pandu mengatakan, Danantara sedang mencari mitra yang tepat untuk berinvestasi pada proyek strategis milik lembaga holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut. Ia menyatakan Danantara ingin menemukan kemitraan terbaik.
"Kami ingin menggandeng pemain baik regional maupun global yang memiliki rekam jejak yang terbukti, yang dapat membantu kami memberi nilai, pengetahuan dan yang terpenting memberi imbal hasil," kata Pandu dalam acara Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta pada Rabu (15/10).
Merujuk informasi terbaru, proyek pengolahan sampah to energi akan dibangun menggunakan tiga sumber dana. Pertama 15% dari dividen yang akan diperoleh Danantara dari perusahaan-perusahaan BUMN, dana dari mitra strategis dan dana dari patriot bonds atau obligasi patriotik.
"Kami baru saja memulai program itu dan semoga saja mendapat respons yang baik. Nanum ini masih hari pertama dalam siklus investasi pengelolaan dana," ujarnya.
Lebih jauh Pandu mengatakan saat ini sudah ada lebih dari seratus perusahaan yang mendaftar dalam tender proyek perdana Danantara itu.
Kendati demikian, Pandu menyatakan belum bisa menyebut perusahaan mana saja yang telah mendaftar. “Jangan dong. Nanti saja dibocorin ya,” ujarnya.
Sebelumnya, Managing Director Investment Danantara Stefanus Ade Hadiwidjaja mengatakan, proyek PSEL merupakan kolaborasi antara Danantara, pemerintah daerah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Melalui proyek tersebut, sampah akan diolah menjadi energi terbarukan berupa listrik yang akan dibeli oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
“Salah satu peran Danantara adalah memilih mitra dan teknologi yang tepat, lalu berinvestasi bersama-sama membangun PSEL ini,” kata Stefanus usai Rapat Koordinasi Nasional Pengelolaan Sampah Nasional Menjadi Energi di Wisma Danantara, Jakarta, Selasa (30/9).
Stefanus menyebut, dalam beberapa bulan terakhir pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan, termasuk benchmarking terhadap teknologi di berbagai negara. Salah satu teknologi yang paling banyak digunakan adalah incinerator, yakni metode pembakaran sampah untuk menghasilkan energi.
Saat ini, Danantara telah mengidentifikasi 33 titik di berbagai wilayah di Indonesia yang akan digunakan sebagai tempat pembangunan PSEL. Adapun investasi untuk setiap titik lokasi mencapai Rp 2–3 triliun, termasuk untuk infrastruktur pendukung.
Danantara memastikan akan menggelar tender secara terbuka, baik dari swasta, pihak asing, pemerintah maupun BUMD. Pemilihan mitra akan dilakukan setelah lokasi pembangunan PSEL rampung dan siap dijalankan.
