Danantara Bocorkan Skenario Baru Patriot Bond Jilid II, Seperti Apa Skemanya?

Nur Hana Putri Nabila
28 November 2025, 17:49
Managing Director Treasury Danantara Indonesia, Ali Setiawan
Katadata / nur hana nabila
Managing Director Treasury Danantara Indonesia, Ali Setiawan
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia buka-bukaan soal sinyal obligasi patriotik atau Patriot Bond jilid II. Adapun Patriot Bond Danantara sebelumnya mencatatkan oversubscribed atau kelebihan permintaan hingga Rp 51,75 triliun.

Managing Director Treasury Danantara Indonesia, Ali Setiawan, mengatakan Patriot Bond sifatnya instrumen pasar yang diterbitkan melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement, bukan penawaran publik. Karena sifatnya bukan untuk publik, penerbitan kembali Patriot Bond sangat bergantung pada minat investor. 

“Kalau misalnya ada kedua ya kalau ada minat yang besar kami juga pasti akan oke kita buka lagi gitu ya dari peminat untuk berinvestasi di Patriot Bond tersebut ” ucap Ali kepada wartawan di Kantor Danantara, Jakarta, Jumat (28/11). 

Tak hanya itu, Ali juga menyebut penerbitan tahap kedua muncul dari reverse inquiry, yaitu ketertarikan pihak investor yang ingin berpartisipasi. Dengan demikian, inisiatif Patriot Bond Jilid II bukan dari Danantara, tetapi dari permintaan investor yang ingin ikut berpartisipasi dalam Patriot Bond jilid selanjutnya.

“Jadi bukan kami yang maksa, tapi ini memang ada reverse inquiry dari mereka untuk ikut berpartisipasi (patriot bond),” kata Ali. 

Pemanfaatan Dana Patriot Bond

Adapun sebelumnya Patriot Bond digunakan untuk proyek waste-to-energy atau pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Untuk proyek ini skema pembiayaan ekuitas menggunakan Patriot Bond. 

Dengan skema ini Danantara akan membeli saham perusahaan patungan yang mengoperasikan fasilitas WTE dalam mendanai proyek tersebut. Seperti diketahui, pemerintah telah menghimpun dana segar lebih dari Rp 50 triliun dari penerbitan surat utang negara kepada konglomerat atau Patriot Bond. 

Meski begitu, CIO BPI Danantara Pandu Patria Sjahrir belum memastikan seberapa besar kontribusi Patriot Bond dalam skema pembiayaan ekuitas tersebut. 

"Sejauh ini ada perusahaan pengelola WTE yang berencana mempertahankan kepemilikannya 51% atau lebih. Kami akan mendiskusikan hal ini lebih lanjut, namun target kami adalah agar proyek ini selesai tepat waktu," kata Pandu di kantornya, Senin (3/11). 

Pandu memberikan sinyal bahwa kepemilikan Danantara dalam setiap WTE setidaknya mencapai 30%. Namun kepemilikan saham tidak akan menjadi fokus utama selama setiap proyek WTE selesai tepat waktu pada kuartal pertama tahun depan. 

Pandu menghitung mayoritas pendanaan proyek WTE akan berasal dari utang perbankan atau mencapai 70%. Karena itu, ia menyampaikan saat ini telah banyak bank yang tertarik untuk menyediakan pendanaan, baik dari dalam maupun luar negeri. 

Dia menilai tingginya minat perusahaan untuk berkontribusi dalam program WTE adalah tingginya tingkat pengembalian investasi secara komersial. Akan tetapi, Pandu tidak menjelaskan lebih lanjut berapa persentase pengembalian investasi yang dimaksud. 

"Secara formasi modal, proyek WTE termasuk bagus karena banyak bank swasta nasional, bank asing, maupun bank pelat merah yang berminat. Proyek ini akan menjadi contoh pendanaan proyek dengan skema crowding-in," katanya.




Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...