Selamat Jalan Bapak Teknologi Indonesia BJ Habibie
Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie meninggal dunia hari ini pukul 18.05 WIB setelah mendapatkan perawatan khusus di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Ia meninggal pada usia ke-83 tahun akibat gagal ginjal dan penurunan organ tubuh karena usia.
Habibie lahir di Parpare, Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1963. Ia menjadi Presiden Ketiga Indonesia menggantikan Soerharto yang lengser saat krisis ekonomi yang berujung krisis politik pada 1998.
Pada masa kepemimpinannya selama satu tahun lima bulan, Indonesia berhasil melewati krisis ekonomi. Namun kala ia menjadi Presiden, Indonesia juga kehilangan Timor Timur yang melepaskan diri usai jajak pendapat pada 1999.
Habibie merupakan pendiri industri pesawat terbang di Tanah Air. Ia bahkan dijuluki Mr. Crack oleh dunia penerbangan internasional karena penemuannya yang amat penting terkait keretakan badan pesawat akibat faktor kelelahan rangka pesawat.
(Baca: BJ Habibie Meninggal Dunia dalam Usia 83 Tahun)
Bapak tekonologi penerbangan ini belajar tentang keilmuan teknik mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung) pada 1954. Kemudian melanjutkan ilmunya ke studi teknik penerbangan dengan spesialisasi konstruksi pesawat terbang di RWTH Aachen, Jerman Barat pada 1955-1965.
Ia juga menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan Presiden Soeharto.
(Baca: Habibie Makin Membaik, Menderita Sakit Jantung Sejak Muda)
Habibie kemudian mendirikan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang dulu bernama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio pada 1976. Meski sempat nyaris mati suri, kini PTDI sudah banyak mengekspor pesawat ke sejumlah negara.
Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi pada 1978 hingga Maret 1998 sebelum kemudian menjadi Wakil Presiden pada Maret-Mei 1998 dan menjadi presiden. Selain membangun PTDI, ia berjasa mendirikan BUMN industri strategis lainnya, seperti PT PINDAD dan PT PAL.
Dua tahun terakhir, BJ Habibie diketahui sempat beberapa kali menjalani perawatan di rumah sakit. Pada Maret 2018, Habibie dirawat di salah satu rumah sakit di Munchen, Jerman diduga karena ada kebocoran pada klep jantung yang pernah dipasang.