Survei BI: Penjualan Eceran Februari 2019 Lebih Baik dari Tahun Lalu

Rizky Alika
9 April 2019, 12:30
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA
Hasil survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan penjualan eceran pada Februari 2019 terindikasi membaik dibandingkan Februari 2018.

Penjualan eceran pada Februari 2019 terindikasi membaik dibandingkan Februari 2018. Hal ini tercermin dari hasil survei Bank Indonesia (BI). Survei dilakukan terhadap 700 pengecer di Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Medan, Purwokerto, Makassar, Manado, Banjarmasin, dan Denpasar.

Indeks penjualan riil (IPR) pada Februari tumbuh 9,1% secara tahunan (year on year/yoy) atau meningkat 7,2% dibandingkan Januari lalu. "Peningkatan penjualan eceran terutama bersumber dari kelompok sandang dan kelompok barang budaya dan rekreasi," demikian tertulis dalam siaran pers yang diterima Selasa (9/4).

Kelompok sandang tumbuh sebesar 33,7% secara tahunan, atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Januari lalu 27,9% secara tahunan. Selain itu, kelompok barang budaya dan rekreasi tumbuh 26,5% atau meningkat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 21,5%.

(Baca: Sektor Barang Konsumi Melesat Nyaris 2%, IHSG Tembus 6.328,71)

Penjualan eceran diprakirakan tetap tumbuh tinggi pada Maret 2019. Hal tersebut diindikasikan oleh IPR Maret 2019 yang tumbuh mencapai 8% secara tahunan. Pertumbuhan tersebut antara lain didorong oleh peningkatan penjualan subkelompok sandang yang tumbuh 40,6% secara tahunan atau meningkat dari 33,7% pada Januari lalu. Selain itu, kelompok suku cadang dan aksesori tumbuh 18,9% secara tahunan, dibandingkan Januari yang tumbuh 14%.

Berdasarkan kota, pertumbuhan IPR Maret paling positif terjadi di Surabaya dan Manado, masing-masing tumbuh sebesar 48,1% dan 34% secara tahunan. Selain itu, peningkatan IPR juga terjadi di Jakarta yang tumbuh 15,6%. Kemudian, Medan mengalami peningkatan IPR, yaitu tumbuh 4,5%.

(Baca: Survei BI: Penjualan Eceran 2018 Lebih Baik Dibandingkan 2017)

Hal tersebut bertolak belakang dengan Bandung yang mengalami pertumbuhan IPR negatif pada Maret, yaitu -10,3%. Kemudian Semarang dan Purwokerto mengalami pertumbuhan IPR -2,3%, Denpasar -1,4%, dan Banjarmasin -0,6%.

Selama ini, IPR menjadi salah satu indikasi kuat konsumsi masyarakat. Jika melihat data historis, pergerakan IPR selalu sejalan dengan realisasi pertumbuhan konsumsi masyarakat.

Hasil survei juga mengindikasikan tekanan harga di tingkat pedagang eceran pada Mei 2019 tetap terjaga. Indikasi tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) untuk tiga bulan yang akan datang sebesar 153,9, menurun dari 154,3 pada bulan sebelumnya. Hal ini seiring dengan perkiraan responden yang didukung oleh pasokan dan distribusi barang dan jasa yang baik.

Reporter: Rizky Alika
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...