BI Catat Inflasi Pekan III Mei Naik, Terdorong Harga Daging dan Telur
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan inflasi terpantau menanjak pada Mei ini. Berdasarkan hasil survei di minggu ketiga Mei, inflasi mencapai 0,3-0,4 persen. Level inflasi ini lebih tinggi dari hasil survei pekan kedua yang sebesar 0,27 persen dan lebih tinggi dibanding realisasi April lalu yang sebesar 0,09 persen.
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengatakan, meski level inflasi naik namun target inflasi tahunan yang sebesar 3-5 persen diyakininya masih bisa tercapai. "(Inflasi) antara 0,3-0,4 persen itu di pekan ketiga Mei. Kami lihat bahwa ini masih sama seperti target kami," kata Agus di kantornya, Jakarta, Rabu (24/5).
Menurut dia, penyebab utama inflasi yakni kenaikan harga daging dan telur ayam, serta beberapa komoditi holtikultura. Kondisi ini biasa terjadi saat Ramadan. Namun, ia meyakinkan, pihaknya akan meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dan Pemerintah Pusat untuk stabilisasi harga.
"Kami ikuti hampir di seluruh Pemda dan satuan tugas (satgas), stabilisasi harga pangan cukup efektif jalankan pengendalian. Kami masih yakini ini akan ada di range (rentang kenaikan) yang tidak terlalu mengkhawatirkan," tutur Agus.
Sebelumnya, Agus mengatakan, ada beberapa komoditas pangan yang perlu diwaspadai pergerakan harganya. Selain daging dan telur ayam, komoditas lain yang perlu diwaspadai adalah bawang putih. Namun, ia menerangkan, kenaikan harga beberapa bahan pangan ini masih bisa diredam oleh penurunan harga alias deflasi dari bawang merah, cabai, dan komoditas pangan lainnya. (Baca juga: Pemerintah dan Polri Gerebek Penimbun Bawang Putih 182 Ton)
Di sisi lain, Menteri Pertanian Amran Sulaiman pernah mengatakan bahwa pasokan pangan aman. Karena itu, ia yakin tak akan ada kenaikan harga, baik pada saat Ramadan ataupun Lebaran. "Semuanya aman. Ini yang bisa kami pastikan. Tidak ada peningkatan harga dan pasokan banyak," kata dia. (Baca juga: Jelang Puasa, Mentan Yakin Tak Ada Kenaikan Harga Pangan)
Menurut dia, pemerintah sudah menyiapkan pasokan bahan pangan dua bulan sebelum Ramadan. Alhasil, tidak ada kenaikan harga yang berarti. Beras misalnya, sudah ada pasokan 2,2 juta ton. Adapun, pasokan komoditas pangan lainnya seperti bawang merah dan bawang putih masing-masing sebesar 2.000 dan 1.000 ton. Begitu juga dengan pasokan minyak goreng 1,5 juta ton.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun lalu, inflasi pada Ramadan dan Lebaran yakni Juni dan Juli sebesar 0,66 persen dan 0,69 persen. Realisasi tersebut memang lebih rendah dibandingkan momen yang sama tahun sebelumnya.