BI Catat Modal Asing Keluar RI Rp 159 T Sepanjang 2020 Akibat Corona

Agatha Olivia Victoria
24 April 2020, 14:28
Bank indonesia, aliran modal asing, modal asing, surat berharga negara, pasar saham
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Ilustrasi. Aliran modal asing masuk Rp 1,4 triliun ke Surat Berharga Negara sepanjang pekan ini.

Bank Indonesia mencatat, aliran modal asing yang keluar dari Indonesia sejak awal tahun hingga kemarin (23/4) mencapai Rp 159,38 triliun. Sepekan ini, terdapat aliran modal asing keluar sebesar Rp 180 miliar.

"Selama 2020 tercatat jual neto Rp 159,38 triliun," tulis Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (24/4).

Onny menjelaskan, terdapat transaksi pembelian neto pada pasar SBN sejak 20-23 April 2o20 sebesar Rp 1,4 triliun. Namun di sisi lain, terdapat aliran modal keluar pada pasar saham mencapai Rp 1,58 triliun.  Dengan demikian, masih terjadi nett outflow sebanyak Rp 180 miliar dalam satu pekan ini.

Premi Credit Default Swaps atau CDS Indonesia 5 tahun kembali naik ke 210,59 basis poin per 23 April 2020 dari 191,23 bps per 17 April 2020. Menurut Onny, kenaikan premi risiko dipicu oleh kekhawatiran resesi ekonomi global.

(Baca: Modal Domestik Topang Investasi Kala Pandemi)

Berdasarkan data BI, rupiah pagi ini dibuka melemah 50 poin ke level Rp 15.400 per dolar AS dari penutupan kemarin. Sementara imbal hasil atau yield SBN 10 tahun tercatat stabil di 7,8%.

Onny menegaskan bahwa bank sentral akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait. Langkah ini guna memonitor dinamika penyebaran virus corona dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.

BI berkomitmen akan mencermati langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Bahkan, dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

(Baca: Ekonomi Jakarta Kontraksi 53%, Anies Susun APBD 2021 Lebih Realistis)

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo masih optimis investor asing masih percaya terhadap investasi portofolio Indonesia. Menurut dia, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepercayaan investor asing. 

Pertama, imbal hasil obligasi pemerintah yang menarik, terutama pada SBN. Menurut dia, imbal hasil Indonesia lebih menarik dibanding Amerika Serikat, Mexico, India, maupun negara Asia lainnya.

Kedua, indikator premi risiko global yang diukur dengan volatility index fix (VIX) saat ini semakin menurun. "Sebelum covid VIX tercatat 18,8, saat puncaknya minggu kedua Maret 83,2. Namun data terakhir menunjukan sudah menurun jadi 43,8," ujar Perry dalam konferensi video di Jakarta, Rabu (22/4).

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...