BI & Bank Sentral Thailand Perluas Kerja Sama Penggunaan Uang Lokal
Bank Indonesia dan Bank of Thailand menyepakati penguatan kerangka kerja sama Local Currency Settlement (LCS), antara lain mencakup perluasan underlying ke investasi langsung dari sebelumnya hanya untuk perdagangan. Penguatan LCS juga mencakup pelonggaran aturan transaksi valuta asing, antara lain relaksasi penyiapan dokumen.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, inisiatif ini menunjukkan komitmen yang berkelanjutan dari BI dan BOT dalam mendorong penggunaan mata uang lokal antara kedua negara. "Penguatan kerangka LCS dalam rupiah-baht mulai berlaku efektif sejak 21 Desember 2020," ujar Perry dalam siaran pers, Senin (21/12).
Menurut Perry, penguatan kerangka tersebut sejalan dengan nota kesepahaman yang ditandatangani oleh BI dan BOT pada 23 Desember 2016. Strategi penguatan kerangka kerja sama LCS merupakan bagian dari upaya bersama oleh kedua bank sentral dalam mendorong penggunaan mata uang lokal yang lebih luas untuk memfasilitasi dan meningkatkan perdagangan dan investasi langsung antara Indonesia dan Thailand.
BI dan BOT telah menunjuk beberapa tambahan bank di masing-masing negara sebagai Appointed Cross Currency Dealers (ACCD) untuk mendukung implementasi penguatan kerangka LCS menggunakan rupiah dan baht. Secara umum, bank yang ditunjuk memiliki tingkat ketahanan dan kesehatan yang cukup, pengalaman dalam memfasilitasi perdagangan atau kapasitas dalam menyediakan berbagai jasa keuangan, serta memiliki hubungan kerja sama yang baik dengan bank di negara mitra.
Adapun bank di Indoensia yang ditunjuk yakni, tambahan bank ACCD, BNI, BCA, Mandiri, BRI, Bank ACCD saat ini, MUFG, HSBC Indonesia, Bank Permata, Bank Mizuho, Maybank Indonesia, Bank Danamon, Bank CIMB Niaga , dan BTPN.
Sementara bank di Thailand yang ditunjuk yakni tambahan bank ACCD, CIMB Thai Bank, TMB Bank, Standard Chartered Bank (Thai), HSBC Bangkok Branch, SMBC Bangkok Branch, Mizuho Bank Branch, Bank ACCD, Bangkok Bank, bank of Ayudhya, Kasikornbank, Krung Thai Bank, Siam Commercial Bank.
Penguatan LCS menjadi salah satu strategi BI untuk memperdalam pasar valas. Hal ini pun termuat pada Blueprint Pendalaman Pasar Keuangan 2025 yang dirilis BI awal bulan ini. Selain pasar valas, BI, pemerintah, dan OJK akan bersama-sama memperdalam pasar uang, obligasi, saham, keuangan stariah, dan strategic product.
Pendalaman pasar keuangan antara lain diharapkan mampu mempercepat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Apalagi, Indonesia memiliki target untuk masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas dengan pendapatan per kapita US$ 6.525.
Direktur Riset Center Of Reform on Economice Piter Abdullah Redjalam pesimistis pengembangan pasar keuangan nasional bisa dioptimalkan dalam lima tahun ke depan. "Ini jika melihat lima strategi utama yang ada di dalam blueprint tersebut," ujar Piter.
Piter menilai satu permasalahan terbesar dalam pasar keuangan Indonesia yaitu sistem insentif pasar keuangan belum terakomodasi dalam blueprint tersebut. Padahal sistem ini sering kali menimbulkan anomali.
Pasar valuta asing pada semester kedua tahun ini relatif stabil seiring besarnya surplus pada neraca perdagangan. Neraca perdagangan yang surplus mendorong transaksi berjalan pada kuartal III mencatatkan surplus untuk pertama kalinya pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Neraca pembayaran pada Juli=September 2020 mencatatkan surplus US$ 2,1 miliar.