Menangkap Potensi Banjir Dana Asing ke Dalam Enam Ceruk Pasar Keuangan

Agustiyanti
16 Desember 2020, 20:06
Sebanyak 33 perusahaan merelokasi bisnisnya dari Tiongkok. Namun, tidak ada satupun yang masuk ke Indonesia.
123RF.com/Bakhtiar Zein
Sebanyak 33 perusahaan merelokasi bisnisnya dari Tiongkok. Namun, tidak ada satupun yang masuk ke Indonesia.
  • Pasar keuangan domestik masih dangkal dibandingkan negara-negara peers.
  • Pendalaman pasar keuangan dibutuhkan untuk menutup kesenjangan pembiayaan pembangunan.
  • Pendalaman pasar keuangan diharapkan mampu menangkap potensi aliran modal asing masuk pada tahun depan.

Aliran modal asing akan membanjiri pasar keuangan Indonesia pada tahun depan seiring membaiknya perekonomian dan masih rendahnya suku bunga di pasar global. Peluang ini harus ditangkap lantaran Indonesia membutuhkan pembiayaan mencapai Rp 37.447 triliun hingga 2025. Namun, pasar keuangan yang dangkal masih menjadi hambatan.

Bank Indonesia, Pemerintah, dan Otoritas Jasa Keuangan berupaya memperdalam pasar keuangan dengan merumuskan sejumlah kebijakan yang tertuang dalam buku Strategi Nasional Pengembangan dan Pendalaman Pasar Keuangan 2018-2024. Langkah pendalaman pasar uang juga dituangkan dalam cetak biru atau Bluprint Pendalaman Pasar Uang yang dirilis BI pekan ini.

Dalam blueprint tersebut dijelaskan, tingkat kedalaman pasar keuangan Indonesia masih berada di bawah negara-negara emerging market, seperti Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, India, dan Tiongkok.

Belum dalamnya pasar keuangan domestik menimbulkan potensi risiko pasar keuangan tak mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang pesat di sektor riil.

Pemerintah menargetkan Indonesia dapat masuk ke dalam negara kelompok menengah atas pada 2025 dengan pendapatan per kapita mencapai US$ 6.525. Untuk mencapainya, pertumbuhan ekonomi rata-rata harus mencapai 6,25% per tahun sehingga dibutuhkan pendanaan mencapai Rp 37.447 triliun. 

Kebutuhan pendanaan semakin meningkat seiring dengan kebutuhan pemulihan ekonomi akibat Pandemi Covid-19. "Meningkatnya kebutuhan pembiayaan ke depan dapat menimbulkan kesenjangan pembiayaan infrastruktur dan pembangunan yang semakin besar dan melebar," demikian tertulis dalam dokumen Blueprint Pengembangan Pasar Uang.

Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar pembiayaan masih berasal dari kredit perbankan. Dengan kebutuhan yang meningkat, menurut BI, kontribusi sumber pembiayaan nonbank perlu dioptimalkan melalui pendalaman pasar keuangan.

Pendalaman pasar keuangan dalam kerangka strategi nasional yang disusun pemerintah, BI, dan OJK mencakup tiga pilar, yakni sumber pembiayaan ekonomi dan pengelolaan risiko, pengembangan infrastruktur pasar keuangan, dan koordinasi, kebijakan, harmonisasi ketentauan dan edukasi.

Pengembangan akan dilakukan pada enam pasar, yakni obligasi, saham, structured product, valas, keuangan syariah, dan pasar uang.

Adapun dalam blueprint yang disusun BI, pendalaman pasar akan didorong melalui tiga pilar kebijakan, yakni digitalisasi dan penguatan infrastruktur pasar keuangan, penguatan efektivitas transmisi kebijakan moneter, dan pengembangan sumber pembiayaan ekonomi dan pengelolaan risiko.

Ini akan dilakukan dengan pengembangan instrumen, penyedia dan penggunaan dana, intermediaries, benchmark rate dan standardisasi, infrastruktur pasar, kerangka kebijakan, serta koordinasi dan edukasi.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan BPPU dapat menjadi panduan bagi para pelaku pasar sehingga dapat merespons positif langkah-langkah pengembangan pasar uang.

"Salah satu arah bauran kebijakan BI pada 2021 adalah mempercepat pendalaman pasar uang sesuai BPPU 2025 untuk memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter serta mendukung pembiayaan perekonomian nasional," tulis Perry dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (14/12).

Efektivitas kebijakan moneter akan diperkuat dengan memperkuat IndONIA dan JIBOR sebagai suku bunga acuan berbasis transaksi, penembangan pasar repo, dan instrumen overnight index swap.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...