Pendapatan Badan Layanan Umum Melonjak di Tengah Pandemi
Pemerintah mencatat pendapatan seluruh Badan Layanan Umum sepanjang tahun lalu mencapai Rp 69,68 triliun, melonjak 40,2% dibandingkan 2019. Kenaikan pendapatan disumbangkan oleh BLU pada bidang kesehatan dan pengelolaan dana.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, pendapatan BLU bidan pengelolaan dana melesat 191%, sedangkan bidang kesehatan naik 11,4%. "Bidang kesehatan jelas kegiatannya meningkat karena layanan untuk pandemi begitu besar dan melonjak," kata Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi BLU, Jumat (19/3).
Sementara BLU bidang pendidikan, BLU barang dan jasa lainnya, serta BLU pengelolaan kawasan turun masing-masing 3,22%, 19,9%, dan 9,5%.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebutkan, pendapatan BLU pendidikan turun karena ada enundaan penerimaan mahasiswa, penundaan pembayaran sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), serta kompensasi internet gratis bagi siswa hingga mahasiswa. Kemudian, kontraksi penerimaan BLU barang dan jasa lainnya dipengaruhi penurunan aktivitas dan mobilitas masyarakat akibat pandemi.
Sementara untuk BLU pengelolaan kawasan, pemasukan menurun karena pembebasan atau penundaan biaya sewa para tenant. "Ini berakibat pada penerimaan tapi itu penting untuk membantu masyarakat," ujar dia.
Sri Mulyani menuturkan bahwa penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari BLU terus meningkat dalam periode 10 tahun terakhir. Sepanjang 2010-2020, PNBP dari BLU naik 21,4%, lebih tinggi dari seluruh pertumbuhan PNBP jenis lainnya.
Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Hadiyanto menambahkan, pendapatan BLU sepanjang tahun lalu mencapai 39% dari target yang ditetapkan Rp 50 triliun. Ia memperkirakan pendapatan BLU naik menjadi Rp 78,8 triliun pada tahun ini dan Rp 82,6 triliun pada tahun 2022.
Jumlah BLU turut mengalami perkembangan dari tahun ke tahun yakni 182 pada 2016, 203 pada 2017, 217 pada 2018, 236 pada 2019, dan 244 pada 2020. Pada tahun lalu, BLU yang memberikan layanan dasar di bidang kesehatan mencapai 105 BLU dan layanan pendidikan sebanyak 101 BLU. Selain itu, terdapat BLU layanan lainnya, seperti 10 BLU pengelola dana, lima BLU pengelola kawasan, dan 23 BLU penyediaan barang dan jasa lainnya.
Hadiyanto pun meyakini BLU berperan strategis mendorong pemulihan ekonomi nasional. "Sebagai agen pemerintah BLU dituntut melakukan langkah extraordinary di bidangnya masing-masing," ujar dia.
Ekonom Senior Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet menilai, BLU bisa menjadi salah satu alat pemerintah yang dapat digunakan untuk proses mendorong pemulihan ekonomi. "Namun kalau kita melihat dari proporsi terhadap penerimaan negara sebenarnya relatif kecil," kata Yusuf kepada Katadata.co.id, Jumat (19/3).
Menurut dia, persentase PNBP BLU terhadap pemasukkan dalam negeri hanya 4%. Artinya, memang dalam hal signifikansi sumbangan ke penerimaan negara, BLU bukanlah sumber utama.
Di sisi lain, Yusuf mengatakan bahwa seluruh BLU pemerintah didominasi oleh rumah sakit dan universitas. "Dalam konteks pelayanan publik tentu aturan setoran BLU memang tidak boleh terlalu tinggi," ujar dia.