BI Ramal Dana Asing Kembali Masuk Pasar Keuangan pada Kuartal II
Bank Indonesia memperkirakan aliran modal asing kembali masuk ke dalam negeri pada kuartal II 2021. Ramalan tersebut seiring kepastian terkait imbal hasil obligasi dan arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, imbal hasil atau yield surat utang Negeri Paman Sam sudah mulai stabil di level 1,6%, setelah sempat naik ke kisaran 1,8%. "Itu memang sempat membuat peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global," kata Perry dalam Konferensi Pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur April 2021 dengan Cakupan , Selasa (20/4).
Kenaikan yield tersebut, sambung ia, disebabkan oleh besarnya stimulus yang diguyurkan Presiden AS Joe Biden yakni US$ 1,9 triliun dalam menghadapi pandemi. Dengan demikian, pelaku pasar khawatir Bank Sentral AS, The Fed akan melakukan tapering pada tahun ini untuk menanggapi kemungkinan tingginya inflasi akibat stimulus jumbo itu.
Kendati demikian, Perry menjelaskan bahwa Fed telah menegaskan kebijakan tapering paling cepat dilakukan pada tahun 2022. "Karena memang inflasi akan menurun meski pada April dan Mei tahun ini bisa lebih tinggi dari 2% karena stimulus itu," ujar dia.
Di sisi lain, menurut dia, tapering belum akan dilakukan The Fed karena tingkat pengangguran masih ada di kisaran 6%, lebih tinggi dari pengangguran jangka panjang 3,6%. Dengan seluruh kepastian dari Negeri Paman Sam tersebut, aliran modal asing pun mulai masuk ke Indonesia pada awal kuartal II tahun ini.
Selain itu, Perry menyebutkan bahwa yield surat berharga negara (SBN) masih menarik. "Sehingga akhir-akhir ini mulai terjadi aliran modal masuk meski jumlahnya belum besar," katanya.
Bank sentral mencatat, terdapat aliran modal asing masuk di pasar saham Rp 950 miliar pada satu pekan lalu. Namun, ada dana asing keluar Rp 1,3 triliun di pasar SBN.
Dengan perkembangan tersebut, modal asing tercatat kabur Rp 710 miliar pada periode 12-15 April 2021. Adapun nett outflow selama tahun ini per 15 April Rp 12,85 triliun.
Ekonom BCA David Sumual sebelumnya memperkirakan aliran modal asing masih berpotensi masuk ke Indonesia meski percepatan pertumbuhan ekonomi AS terus berlanjut. Hal tersebut seiring banjir likuiditas global yang masih akan terjadi.
Dia mengatakan, perkembangan vaksinasi yang masif di AS memberikan ekspektasi pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang lebih baik. Inflasi meningkat sehingga ikut mendorong yield obligasi Negeri Adidaya.
Kondisi tersebut turut berdampak pada aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik dan nilai tukar rupiah. "Memang aliran modal asing ke luar tidak dapat dihindari. Namun kondisi ini masih wajar, investor mencari keseimbangan baru," ujar David kepada Katadata.co.id, Selasa (10/3).
David memperkirakan, pemulihan ekonomi global tak berlangsung cepat. Bank Sentral AS pun kemungkinan belum mengetatkan kembali kebijakannya sehingga menimbulkan gejolak pasar seperti yang pernah terjadi pada 2013. "Apa yang dikhawatirkan pasar yakni taper tantrum, belum akan terjadi. Ini kemungkinan masih akan lama," katanya.