Keyakinan Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi Melemah di Akhir 2021
Bank Indonesia (BI) melaporkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat sekalipun menurun pada Desember. Hal ini terlihat dari dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan lalu sebesar 118,3 poin, turun tipis dari 118,5 poin pada bulan sebelumnya yang merupakan rekor tertinggi sepanjang pandemi.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryoni mengatakan, IKK Desember relatif stabil dan masih bertahan di area optimistis meski turun dibandingkan bukan sebelumnya. Pembacaan indeks di atas 100 menunjukkan optimistis, sebaliknya di bawah 100 berarti pesimistis.
"Tetap kuatnya optimisme konsumen pada Desember 2021 ditopang oleh persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini yang meningkat" ujar Erwin dalam keterangan resminya, Senin (10/1).
Berdasarkan kelompok responden, keyakinan konsumen terpantau meningkat pada responden dengan pengeluaran Rp 1 juta-3 juta, sementara kelompok lainnya turun. Meski demikian, IKK dari semua kelompok pengeluaran masih bertahan di zona optimistis.
Dari sisi usia, responden dengan usia 20-30 tahun dan 41-50 tahun menunjukkan kenaikan masing-masing 3,2 poin dan 1,4 poin . Sementara konsumen usia di atas 60 tahun mulai pesimistis, ditunjukkan dari IKK yang turun ke bawah 100 poin dari bulan November di 108 poin.
Sementara dari sisi spasial, keyakinan konsumen Desember 2021 terpantau meningkat di beberapa kota seperti DKI Jakarta 11,6 poin, Samarinda 10,9 poin dan Padang 9,0 poin. Sementara beberapa lainnya mencatat penurunan seperti Banten 19,4 poin, Pontianak 18,3 poin dan Bandung 5,4 poin.
Terjaganya optimisme konsumen ditopang persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini yang terindikasi meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Ekonomi Saat ini (IKE) Desember sebesar 99,9 poin, kenaikan dari bulan sebelumnya 99,2 poin. Meski demikian IKE masih tertahan di zona pesimistis.
IKE ini menunjukkan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi pada Desember jika dibandingkan enam bulan sebelumnya. Peningkatan IKE di akhir tahun didukung oleh peningkatan indeks penghasilan saat ini dan ketersediaan lapangan pekerjaan.
Indeks Penghasilan saat ini naik 1,3 poin menjadi 109,6, sedangkan indeks ketersediaan lapangan kerja naik 1,8 poin menjadi 98,1. Adapun indeks pembelian durable goods atau barang tahan lama turun 1,1 poin menjadi 91,9.
Secara spasial, IKE terpantau meningkat di 10 kota yang disurvei dengan peningkatan tertinggi di kota DKI Jakarta 15,5 poin, diikuti Samarinda 15 poin, dan Padang 12,8 poin.
BI juga melihat penurunan keyakinan konsumen pada Desember ikut mendorong penurunan pada optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) Desember yang turun 1 poin menjadi 136,8.
"Penurunan IEK disebabkan oleh termoderasinya seluruh komponen indeks pembentuk IEK," kata Erwin.
Indeks ekspektasi penghasilan turun dari 137,9 menjadi 137,5 poin. Penurunan juga terjadi pada ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dari November sebesar 134,9 poin menjadi 133,7. Penurunan paling dalam terjadi pada ekspektasi kegiatan usaha dari 140,7 poin menjadi 139,2 poin.
Sementara secara spasial, penurunan IEK Desember 2021 terjadi di 11 kota yang disurvei. Penurunan terbesar terjadi di Pontianak 13,7 poin, diikuti Banten 12,7 poin dan Bandung 8 poin.