Badai PHK, Sri Mulyani: Kemungkinan Pabrik Pindah ke Daerah Upah Murah

Abdul Azis Said
3 November 2022, 15:06
sri mulyani, pabrik, upah murah, relokasi
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.
Menteri Keuangan Sri Mulyani

Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai membayangi berbagai sektor, terutama tekstil. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah tengah memantau kemungkinan adanya fenomena relokasi pabrik-pabrik ke daerah yang memiliki upah rendah sebagai penyebab terjadinya PHK di beberapa daerah.

Sri Mulyani mengatakan, infrastruktur di banyak daerah di pulau Jawa kini semakin bagus sehingga kawasan-kawasan industri terus berkembang. Hal ini semakin memudahkan perusahaan untuk merelokasi pabriknya dari satu daerah ke daerah lain. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin perusahaan-perusahaan tersebut pindah ke daerah yang disebutnya lebih 'kondusif' dari sisi upah.

"Ini yang masih kami perhatikan secara lebih detail dari fenomena relokasi posisi manufaktur di Indonesia, terutama dari daerah yang relatif upahnya tinggi ke daerah yang relatif upahnya rendah. Jadi, kemungkinan terlihat PHK di satu daerah tetapi muncul kesempatan kerja di daerah lain," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (3/11).

Bendahara negara itu memastikan pihaknya bersama Kementerian dan Lembaga (K/L) lainnya akan terus memonitor meningkatnya tren PHK di dalam negeri. Namun khusus sektor tekstil, menurut dia, permintaan ekspor masih menunjukkan pertumbuhan.  Sri Mulyani mengutip data BPS bahwa ekspor pakaian dan aksesorinya, baik rajut maupun bukan rajut, serta ekspor untuk alas kaki meningkat dua digit hingga September tahun ini. 

Ia mengatakan, salah satu upaya yang disiapkan pemerintah untuk membantu industri dalam negeri adalah dengan mendiversifikasi tujuan ekspornya. Perekonomian di beberapa negara di Asia Selatan, menurut dia,  terlihat masih cukup menjanjikan dibandingkan banyak kawasan lain yang suram seperti Amerika dan Eropa. Strategi ini akan ditingkatkan dengan memberi dukungan melalui lembaga di bawah Kementerian Keuangan yakni Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Industri tekstil dan produk tekstil atau TPT mulai melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK sejak September 2022. Kinerja industri TPT anjlok akibat permintaan global yang menurun signifikan. 

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia atau API Jemmy Kartiwa Sastraatmadja mengatakan, sebagian karyawan industri TPT kini telah dirumahkan. Ia bahkan menyebut, sudah ada perusahaan yang  melakukan PHK seperti salah satu pabrik yang ada di Jawa Barat.

"Sekarang sudah di tahap tidak aman, karena sudah ada pengurangan pegawai. Sinyal buruknya sudah ada. Sudah berlangsung pengurangannya, tanda-tandanya dari bulan September merambatnya," ujarnya kepada Katadata.co.id, pada Rabu (26/10). 

Jemmy melihat kinerja industri tekstil bahkan sudah anjlok 30% sejak September Lalu. Ada bergama faktor, salah satunya efek pelemahan ekonomi di banyak negara sehingga permintaan ekspor juga lesu. Ekspor juga terpukul oleh depresiasi nilai tukar. Permintaan dari domestik juga tertekan daya beli yang melemah. 

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...