Laris Manis, Ribuan Investor Serbu SBR012 pada Hari Pertama Penjualan
Pemerintah mencatat, terdapat lebih dari 8.000 investor yang melakukan pemesanan obligasi ritel SBR012 pada hari pertama penjualan senilai Rp 1,82 triliun. Pemerintah mengingatkan para investor yang berminat untuk segera melakukan pemesanan surat utang ritel tersebut agar tak kehabisan seperti seri-seri sebelumnya.
Seri SBR012 yang ditawarkan terdiri atas dua jenis, tenor dua tahun dan empat tahun. Obligasi ritel tersebut memiliki karakteristik kupon floating with floor alias mengambang dengan kupon minum 6,15% untuk tenor dua tahun dan 6,35% untuk kupon empat tahun.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengklaim penjualan hari pertama itu langsung disambut antusias masyarakat. Hal ini tercermin dari jumlah investor yang memesan sampai pukul 18.30 WIB mencapai 8.383 investor.
Seri SBR012 tenor dua tahun paling banyak diminati, dengan total pemesanan Rp 1,28 triliun oleh 5.486 investor.
Deni menyebut, kinerja penjualan kemarin telah mencapai hampir seperlima total target awal penerbitan Rp 10 triliun. Ia mengingatkan investor yang berminat segera melakukan pemesanan.
"Karena penawaran SBN ritel melalui platform online dilakukan berdasarkan first come first served , siapa cepat dia dapat," kata Deni dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/1).
Adapun penjualan SBR012 tersebut dibuka hingga 9 Februari 2023 pukul 10.00 WIB. Karakteristik dari SBR012 ini, antara lain:
- Tanggal jatuh tempo: SBR012-T2 pada 10 Februari 2025 dan SBR012-T4 pada 10 Februari 2027
- Tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, tidak dapat dicairkan sampai jatuh tempo kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo atau early redemption. Early redemption maksimal 50% dari nilai transaksi di setiap mitra distribusi dan setelah setahun kepemilikan untuk tenor dua tahun dan dua tahun untuk tenor empat tahun
- Pemesanan minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 5 miliar untuk tenor dua tahun dan Rp 10 miliar untuk tenor empat tahun.
- Kupon mengambang dengan tingkat kupon minimal atau floating with floor. Tingkat minimal ini tidak akan berubah sampai jatuh tempo.
- Kupon untuk tenor dua tahun: kupon minimal 6,15% yang berlaku sampai tiga bulan pertama atau sampai 10 Mei 2023. Ini berasal dari bunga acuan BI yang berlaku saat ini 5,5% ditambah spread tetap 0,65%. Kupon akan disesuaikan setiap tiga bulan, sehingga bisa saja naik jika bunga acuan BI naik lagi.
- Kupon untuk tenor empat tahun: kupon minimal 6,35% yang berlaku sampai tiga bulan pertama, berasala dari suku bunga BI sekarang ditambang spread tetap 0,85%. Seperti pada tenor dua tahun, kupon juga disesuaikan setiap tiga bulan.