SUN - Berita Surat Utang Negara Terkini - Harga Obligasi Terbaru

Petrosea mengumumkan penerbitan obligasi dan sukuk ijarah senilai Rp 1,5 triliun di BEI untuk mendukung kontrak di bisnis pertambangan dan EPC.

Pefindo melaporkan penerbitan surat utang korporasi naik menjadi Rp 94,9 triliun dari Januari hingga September 2024, mengindikasikan peningkatan kegiatan di sektor riil dan kebutuhan refinancing.

Ekonom merespon positif terhadap pengangkatan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, yang diyakini akan mendukung perkembangan pasar keuangan dan memberikan kepercayaan pada investor.

KB Bank berencana untuk menerbitkan Surat Utang Senior Unsecured Notes maksimum sebesar US$300 juta.

Kementerian Keuangan mencatat utang baru mencapai Rp 347,6 triliun pada Agustus 2024, sebagian besar dari SBN, yang mencerminkan 53,6% dari target APBN.

Utang jatuh tempo yang diwarisi pemerintahan Prabowo bakal memerlukan penanganan dan pengelolaan fiskal cermat agar tidak membebani APBN.

The Fed siap turunkan suku bunga pada September, diumumkan oleh Kepala The Fed Jerome Powell di pertemuan tahunan Jackson Hole, berpotensi berdampak besar pada ekonomi global dan Indonesia.

PT Timah Tbk telah melunasi obligasi dan sukuk senilai Rp 806 miliar dengan mempertimbangkan tata kelola, memperkuat kepercayaan investor dan kesehatan keuangan perusahaan.

BI mencatat aliran modal asing yang masuk ke Indonesia atau transaksi nonresiden beli neto mencapai Rp 5,59 triliun selama sepekan pada 8-11 Juli 2024.

Perusahaan milik Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) memutuskan untuk menghentikan penerbitkan obligasi karena alasan kelebihan dana.

PTPP telah membayar obligasi senilai Rp 850 miliar dan suku mudharabah Rp 400 miliar. Dua surat utang tersebut jatuh tempo pada 2 Juli 2024.

BI menyebutkan aliran modal asing tersebut dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) Rp8,3 triliun, pasar saham Rp2,23 triliun dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp9,16 triliun.

Obligasi dolar milik Badan Usaha Milik Negara menjadi yang paling tertekan di Asia selama dua minggu terakhir seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap risiko utang pemerintah.

Emiten menara telekomunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel berencana menerbitkan obligasi dan sukuk berkelanjutan tahap pertama. Target dana yang dihimpun secara total Rp 3 triliun.

BP Tapera memberi sinyal penarikan iuran pekerja sebesar 3% berpotensi diundur atau belum tentu diberlakukan pada 2027 karena masih menghadapi keterbatasan SDM.