Orang Indonesia Mulai Berwisata Keluar Negeri, Paling Banyak Umrah
Bank Indonesia mencatat pembayaran jasa perjalanan wisatawan nasional ke luar negeri pada kuartal keempat tahun lalu mencapai US$ 2,3 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya US$ 2,2 juta. Ini seiring dengan peningkatan wisatawan ke luar negeri, terutama untuk umrah.
Berdasarkan laporan Neraca Pembayaran kuartal IV yang dirilis Senin (20/2) menjabarkan, jumlah kunjungan wistawan ke luar negeri naik dari 1,4 juta pada kuartal III 2022 menjadi 1,9 juta orang. Jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia pada tiga bulan terakhir tahun ini juga naik dari 1,9 juta orang pada Juli-September 2022 menjadi 2,2 juta orang.
BI juga mencatat penerimaan jasa perjalanan wisatawan mancanegara pada kuartal IV 2922 naik dari US$ 2,4 miliar menjadi US$ 2,5 miliar. Selain karena momentum Natal dan Tahun Baru, peningkatan jumlah Wisman juga ditopang oleh perhelatan Konferens Tingkat Tinggi G20 dan IESF World E-Sport Chamhionship yang diselenggarakan di Bali.
Adapun sepanjang tahun lalu, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 5,5 juta orang, meningkat lebih dari tiga kali lipat dibandingkan 2021 sebanyak 1,6 juta orang. Sementara jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke luar negeri naik dari 1,7 juta orang menjadi 4,6 juta orang.
Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia didukung oleh kebijakan percepatan pemulihan dan penguatan pariwisata, antara lain kebijakan pelonggaran protokol kesehatan pelaku perjalanan luar negeri dan penyelenggaraan berbagai acara Internasional.
“Sementara peningkatan jumlah wisatawan nasional selama 2022 terutama dipengaruhi oleh dibukanya kembali penyelenggaraan ibadah haji dan umrah sejalan terkendalinya kasus Covid-19,” kata BI.
BI mencatat, neraca jasa perjalanan pada tahu lalu surplus US$ 430,9 juta, melonjak 779,5% dibandingkan 2021 sebesar US$ 49 juta. Namun demikian, neraca perdagangan jasa secara keseluruhan mencatatkan defisit US$ 20 miliar, terutama disebabkan oleh impor jasa freight dan jasa transportasi penumpang sejalan membaiknya aktivitas ekonomi domestik.