Potret Ekonomi dan Kemiskinan Lampung yang Viral Dikritik di Tiktok
Pemilik akun Tiktok @awbimaxreborn, Bima Yudho Saputro dipolisikan dengan tuduhan pencemaran nama baik setelah videonya terkait alasan Lampung tidak maju-maju viral di media sosial. Dalam video berdurasi 16 detik itu, ia mengkritik kondisi infrastruktur Lampung yang sangat terbatas, sedangkan akun sosial media gubernur membatasi kolom komentar.
Bima merupakan pelajar asal Lampung yang kini tengah menempuh pendidikan di Australia. Video0nya ditonton lebih dari 5 juta kali. Melalui akun media sosialnya,
Menurut dia, infrastruktur lampung mulai dari jalan rusak hingga proyek mangkrak. Sistem pendidikan dan tata kelola pemerintahnya juga dinilai lemah. Demikian pula ketergantungan tinggi terhadap sektor pertanian.
Video itu kemudian ramai ditanggapi akun tiktok lainnya yang juga mengaku penduduk Lampung dan mengeluhkan hal serupa. Lalu bagaimana sebetulnya anggaran Pemprov Lampung serta kinerja perekonomiannya?
Lampung merupakan salah satu provinsi dengan ukuran ekonomi paling besar di Sumatera. Namun, pendapatan perkapita masyarakatnya termasuk paling redah. Lampung juga punya pekerjaan rumah besar soal kemiskinan.
Provinsi di Sumatera ini termasuk lima provinsi dengan anggaran paling besar di Sumatera. Anggaran untuk belanja tahun ini mencapai Rp 7,38 triliun. Namun, tak sampai dari seperlimanya yang dipakai untuk belanja produktif berupa belanja modal seperti bangun jalan dan gedung. Lebih dari separuh anggaran itu digunakan untuk belanja operasi terutama belanja pegawai serta barang dan jasa yang mencapai Rp3,9 triliun.
Untuk memenuhi belanja itu, mayoritas pendapatan pemprov Lampung diperoleh dari pendapatan asli daerah sebesar Rp 4,14 triliun. Ini dikumpulkan lewat pajak daerah, restribusi, dan lainnya. Pemprov Lampung juga akan memperoleh transfer dari pemerintah pusat sebesar Rp3,2 triliun tahun ini. Sisanya, pendapatan dari hibah dan transfer antardaerah.
Jumlah penduduk serta ukuran ekonominya termasuk paling besar di antara daera lainnya di Sumatera sehingga rak heran jika anggarannya termasuk paling besar,
Nominal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga berlaku Lampung pada tahun lalu sebesar Rp 414 triliun, hanya di bawah Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Selatan.
Pertumbuhan ekonomi Lampung sebelum pandemi sebetulnya konsisten di atas rata-rata nasional. Namun, kondisinya berbalik saat pandemi. Saat perekonomian secara nasional terakselerasi 2021, pertumbuhan di Lampung lebih lambat dari rata-rata nasional, termasuk tahun lalu hanya tumbuh 4,28% saat nasional melesat hingga 5,31%. Pertumbuhan ekonomi Lampung tahun lalu termasuk diantara 10 paling rendah nasional.
Di sisi lain, pendapatan per kapita masyarakatnya termasuk paling rendah di bandingkan daerah lain di Sumatera. PDRB per kapita Lampung tahun lalu sebesar Rp 45,1 juta, termasuk tiga terendah bersama Aceh dan Bengkulu.
Dari sisi kesejahteraan penduduk, jumlah orang miskin di Lampung masih banyak. Tingkat kemiskinannya termasuk yang paling tinggi di Sumatera. Pada September 2022, tingkat kemiskinan sebesar 11,44% , tertinggi nomor empat di Sumatera.
Meski demikian, Lampung merupakan provinsi dengan penurunan jumlah orang miskin paling cepat dibandingkan daerah lainnya. Jumlah penduduk miskin Lampung pada September 2022 sebanyak 995 ribu orang, turun 12,2% dalam 10 tahun terakhir.
Selain itu, ketimpangan antara si miskin dan si kaya di Lampung juga terus membaik. Hal ini tercermin dari rasio gini pada September 2022 sebesar 313, terus turun dalam empat tahun terakhir. Rasio gini di Lampung termasuk yang paling rendah setela Aceh, Sumatera Barat dan Kepulauan Bangka Belitung.