Ekspor Naik 9,9% Jadi US$ 23 M pada Maret, Ditopang Permintaan Cina

Abdul Azis Said
17 April 2023, 11:43
ekspor, impor, ekspor-impor, neraca perdagangan, pertambangan
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
Ilustrasi. BPS mencatat ekspor secara kumulatif pada Januari-Maret 2023 mencapai US$ 67,2 miliar, masih naik 1,62% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Badan Pusat Statistik mencatat, ekspor pada Maret 2023 mencapai US$ 23,5 miliar, naik 9,89% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan kinerja ekspor secara bulanan terutama ditopang oleh meningkatnya permintaan ekspor ke Cina. 

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi menjelaskan, kinerja ekspor pada bulan lalu meningkat secara bulanan, tetapi menurun 11,3% dibandingkan Maret 2022. Kinerja  ekspor nonmigas masih menjadi penopang utama, mencapai US$22,16 miliar atau  9,71% dibanding Februari 2023, tetapi turun 11,7% dibandingkan Maret 2023. 

"Meski secara bulanan ekspor naik, kinerja ekspor secara tahunan turun signifikan pada Maret 2023 setelah terus melambat sejak pertengahan Maret 2022," ujar Imam dalam Konferensi Pers, Senin (17/4). 

Ia menjelaskan, kinerja ekspor yang lesu secara tahunan terutama seiring dengan perekonomian global yang melambat. Sejumlah negara mitra dagang Indonesia, seperti Amerika Serikat dan Jepang mengalami perlambatan ekonomi. PMI manufaktur AS dan Jepang bahkan terkontraksi, sedangkan Cina melemah. Sementara itu, PMI manufaktur India mengalami ekspansi. 

Meski demikian, BPS mencatat, permintaan ekspor ke Cina meningkat 12,66% secara bulanan pada Maret 2023. Kenaikan ekspor terbesar terutama terjadi untuk komoditas bahan bakar mineral, besi dan baja, serta bijih terak abu logam.

Cina merupakan tujuan ekspor terbesar Indonesia dengan pangsa pasar mencapai 25,58%. Selain ke Cina, kenaikan ekspor terjadi untuk tujuan Swiss, Taiwan, Cina, dan India. 

Di sisi lain, ekspor Indonesia ke beberana negara tujuan seperti Mesir, Bangladesh, Libia, Belanda, dan Kenya menurun. Namun, hanya Belanda dari kelima negara tersebut yang masuk dalam 10 besar tujuan ekspor Indonesia. 

Adapun berdasarkan sektornya, BPS mencatat, kenaikan ekspor secara bulanan terutama terjadi pada komoditas tambang dan lainnya yang mencapai 18,43%. Ekspor komoditas sektor lainnya juga meningkat. Ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 11,72%, migas naik 12,79%, dan industri Pengolahan naik 7,22%.

Namun demikian, seluruh ekspor komoditas berdasarkan sektor tersebut turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan secara tahunan anjlok paling dalam mencapai 12,03%,  migas turun 4,76%, tambang 4,63%, dan industri pengolahan 13,67%. 

BPS mencatat ekspor secara kumulatif pada Januari-Maret 2023 mencapai US$ 67,2 miliar, masih naik 1,62% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor nonmigas naik 0,55% mencapai US$ 63,19 miliar. 

"Share terbesar adalah bahan bakar mineral sebesar US$ 12,79 miliar dengan pangsa 20,24%. Lemak minyak hewan nabati  US$ 7,04 miliar USD dengan pangsa 11,14%," kata Imam. 

Sementara berdasarkan sektornya, ekspor secara kumulatif meningkat pada komiditas migas dan tambang, tetapi turun pada sektor pertanian dan industru pengolahan. 

"Ekspor tertinggi  di industri pengolahan US$ 47,78 miliar, tetapi turun 5,40%. Sedangkan kenaikan tertinggi terjadi di sektor tambang dan lainnya mencapai 28,1%," ujar dia. 

Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...