Apakah Ekonomi Indonesia Selalu Melesat saat Ramadan dan Lebaran?
Momentum ramadan dan lebaran tahun ini diharapkan bisa mengungkit perekonomian seiring konsumsi masyarakat yang meningkat. Meski demikian, data historis menunjukkan kinerja pertumbuhan ekonomi pada kuartal yang berbarengan dengan ramadan dan lebaran tidak selaku naik signifikan, bahkan beberapa kali justru melambat.
Selama ramadan dan menjelang lebaran, konsumsi masyarakat diperkirakan mengalami peningkatan. Data Mandiri Spending Index (MSI) mencatat peningkatan belanja masyarakat baik dari sisi nilai maupun dari sisi volume.
Indeks Nilai Belanja masyarakat per 26 Maret 2023 tercatat 136,4 atau meningkat dari akhir bulan sebelumnya yang di kisaran 125. Angka ini meningkat 4,2% bila dibandingkan dengan Indeks Nilai Belanja masyarakat per 26 Maret 2022 yang sebesar 130,9.
Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono menjelaskan kenaikan indeks belanja masyarakat ini menggambarkan konsumsi rumah tangga yang akan melaju kencang pada kuartal II-2023.
Peningkatan konsumsi rumah tangga meningkat untuk keperluan ramadan, lebaran hingga mudik, diharapkan mendongkrak ekonomi. Namun, secara historis pertumbuhan ekonomi pada kuartal yang terdapat lebaran tidak terlalu signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya. Bahkan beberapa kali justru pertumbuhannya lebih rendah. Berikutl rinciannya:
2010
Ramadan dan lebaran pada 2010 berlangsung pada kuartal ketiga. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun itu 6,18% secara tahunan. Angka ini melambat dibandingkan kuartal kedua 6,76%. Konsumsi rumah tangga juga melambat pada kuartal adanya lebaran.
2011
Ramadan dan lebaran sepenuhnya berlangsung pada kuartal ketiga 2011. Pertumbuhan ekonomi saat itu 6,01% secara tahunan, melambat dari kuartal sebelumnya 6,27%. Ketika itu, konsumsi rumah tangga tumbuh lebih kuat dari kuartal sebelumnya menyentuh nyaris 6%.
2012
Ramadan dan lebaran sepenuhnya berlangsung pada kuartal ketiga 2012. Ketika itu, konsumsi rumah tangga juga melambat. Pertumbuhan ekonomi tercatat 5,94% secara tahunan, melambat dari kuartal sebelumnya 6,21%.
2013
Ramadan dan lebaran sepenuhnya berlangsung pada kuartal ketiga 2013. Konsumsi rumah tangga pada periode itu juga melambat. Pertumbuhan ekonomi saat itu 5,52% secara tahunan, melambat dari kuartal sebelumnya 5,59%.
2014
Ramadan dan lebaran berlangsung pada kuartal ketiga 2014. Konsumsi rumah tangga pada periode itu juga melambat. Pertumbuhan ekonomi tercatat 4,93% secara tahunan, melambat dari kuartal sebelumnya 4,94%.
2015
Lebaran berlangsung pada pertengahan Juli sehingga sebagian ramadan berlangsung akhir Juni atau masih tercatat dalam kuartal kedua. Pertumbuhan konsumsinya sedikit melambat. Pertumbuhan ekonomi kuartal tiga saat itu sebesar 4,78%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 4,74%.
2016
Lebaran jatuh pada pekan pertama Juli, sedangkan ramadan hampir sepenuhnya berlangsung pada Juni atau kuartal kedua. Konsumsi rumah tangga juga tumbuh melambat pada kuartal ketiga. Adapun pertumbuhan ekonomi pada kuartal tiga saat itu sebesar 5,03%, lebih rendah dari kuartal dua 5,21%.
2017
Ramadan dan lebaran jatuh pada kuartal kedua. Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua stagnan dari kuartal sebelumnya sebesar 5,01%.
2018
Ramadan dan lebaran kembali jatuh pada kuartal kedua. Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2018 menguat menjadi 5,27% dari kuartal pertama hanya tumbuh 5,07%.
2019
Ramadan dan lebaran jatuh pada pekan pertama Juni atau kuartal kedua. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut sebesar 5,05% secara tahunan, lebih rendah dibandingkan 5,06% pada kuartal sebelumnya. Meski demikian, konsumsi rumah tangga saat itu tumbuh menguat dari kuartal sebelumnya menjadi 5,18%.
Pada 2020 terjadi pandemi Covid-19 yang membuat ekonomi anjlok. Ramadan dan lebaran jatuh pada kuartal kedua 2020. Ketika itu, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 mengalami kontraksi atau minus 5,32 persen. Adapun pada kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi mencapai 2,97 persen atau mulai menunjukkan adanya perlambatan akibat pandemi Covid-19.
Pada 2021, pertumbuhan ekonomi kuartal dua atau saat adanya momentum Ramadan dan lebaran sempat melesat 7,08%. Demikian juga pada lebaran 2022, pertumbuhan kuat pada kuartal dua saat itu juga tak lepas berlanjutnya pemulihan setelah pandemi.