Penyaluran Kredit Melambat pada Maret, Tanda Ekonomi Lesu?
Bank Indonesia menyebut pertumbuhan kredit cenderung melambat beberapa bulan terakhir. Meski demikian, prospek pertumbuhan ekonomi yang cukup baik tahun ini diharapkan dapat menjaga pertumbuhan kredit.
"Pertumbuhan kredit yang menurun ini salah satu yang kita diskusikan di dewan gubernur, memang akhir tahun seperti Desember Januari biasanya memang tinggi, tapi ini bebera bulan turun, kita juga bertanya-tanya," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (25/5).
Penyaluran kredit tumbuh 8,08% secara tahunan pada bulan lalu, lebih rendah dari 9,93% pada Maret. Padahal, pertumbuhan kredit pada Januari dan Februari masih mencapai di atas 10%.
Perry menyebut pertumbuhan melemah, terutama untuk penyaluran kredit modal kerja yang hanya mencapai 6,55% pada April. Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada kredit investasi sebesar 10,12% , diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 8,68%.
BI mencatat, pertumbuhan kredit yang tinggi dari sisi permintaan, terutama tercatat pada korporasi di sektor pertambangan, industri, dan jasa.
Sementara itu, kredit Uaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tercatat tumbuh sebesar 6,83%. Kinerja ini didukung realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Perry menyebut permintaan kredit sebetulnya masih cukup kuat. Namun, pihaknya memantau kemungkinan perubahan perilaku dari korporasi terhadap permintaan kredit khususnya yang berorientasi pada ekspor dan mencatatkan kinerja pendapatan cukup positif.
"Mungkin sejumlah korporasi ini lebih baik melunasi kreditnya sebelum nanti menentukan langkah selanjutnya untuk ekspansi investasi dan pembiayaannya. Karena kredit investasinya tinggi, yang rendah adalah pertumbuhan kredit modal kerja," kata Perry.
Meski demikian, ia meyakini penyaluran kredit masih akan tumbuh ke depannya. Selain karena permintaan masih kuat, dari sisi penawaran juga masih memadai. Hal ini didukung likuditas yang berlebih, suku bunga yang kondusif dan lending standard dari perbankan yang tetap longgar.
BI juga telah bertemu dengan sejumlah bank besar di salam negeri membicarakan prospek penyaluran kredit. Perry menyebut para bankir optimistis bisa mencapai target dalam rencana bisnis bank (RBB).
"Dengan prospek pertumbuhan ekonomi yg membaik dan juga tentu saja appetite dari perbankan untuk menyalurkan kredit, kami meyakini bahwa kredit kemudian akan meningkat," kata Perry.