Jumlah Orang Miskin Indonesia Turun pada Maret 2023, Tersisa 25,9 Juta

Agustiyanti
17 Juli 2023, 12:15
orang miskin, jumlah penduduk miskin
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah anak bermain di pemukiman kumuh wilayah Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa, (7/9/2021). Pandemi virus corona Covid-19 yang berlangsung sejak Maret 2020 telah mendorong bertambahnya jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 25,9 juta pada Maret 2023.

Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 mencapai 25,9 juta orang, turun 460 ribu orang dibandingkan September 2022 atau 260 ribu orang dibandingkan Maret 2022. Angka kemiskinan juga turun menjadi 9,36% dibandingkan September 2022 sebesar 9,57% dan Maret 2022 sebesar 9,54%. 

"Penurunan kemiskinan pada Maret 2023 terjadi, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan," ujar Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto dalam konferensi pers, Senin (17/7). 

Ia menjelaskan, jumlah penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2023 turun dari 11,98 juta orang pada September 2022 menjadi 11,74 juta orang. Pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin di pedesaan turun dari  14,38 juta orang menjadi 14,16 juta orang. 

Persentase penduduk miskin di perkotaan juga turun dari 7,53% pada September 2022 menjadi 7,29% pada Maret 2023, sedangkan persentase penduduk miskin di pedesaan turun dari 12,36% menjadi 12,22%. 

BPS mengklasifikasikan penduduk miskin menggunakan garis kemiskinan. Adapun garis kemiskinan pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp550.458/kapita/bulan.  Ini terdiri dari  garis kemiskinan makanan sebesar Rp408.522 atau 74,21% dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp141.936 atau 25,79%. 

Atqo menjelaskan, rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,71 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp 2.592.657/rumah tangga miskin/bulan.

Indonesia masuk dalam kelompok negara menengah atas berdasarkan kategori terbaru Bank Dunia pada tahun ini. Rata-rata pendapatan nasional per kapita. Perubahan kategori Indonesia tersebut karena perekonomian Indonesia yang tumbuh kuat 5,3% pada tahun lalu dan mendorong pendapatan per kapita sebesar US$ 4.580 atau setara Rp 68 juta pada tahun lalu, naik dibandingkan 2021 sebesar US$ 4.140.  

Indonesia sebetulnya sudah pernah masuk kelompok negara menengah atas pada 2019. Namun, pukulan pandemi membuat Indonesia kembali turun ke kategori menengah bawah selama dua tahun beruntun, dan kini kembali naik. Hanya saja, level pendapatan per kapita Indonesia saat ini masih jauh untuk mencapai target negara penghasilan tinggi, yakni negara dengan rata-rata pendapatan masyarakatnya di atas US$ 13.845.


Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...