Ekonomi Cina Lesu, BI Lihat Pertumbuhan Dunia Tahun Ini Disokong Barat
Bank Indonesia memperkirakan ekonomi dunia tahun ini masih akan tumbuh 2,7%. Namun, bank sentral menyebut terjadi pergeseran sumber pertumbuhan. Prospek pertumbuhan beberapa negara barat diperkirakan lebih baik, sedangkan Cina melemah.
"Pertumbuhan Amerika Serikat dan beberapa negara maju di Eropa diperkirakan lebih baik, dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga seiring dengan perbaikan upah dan keyakinan konsumen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/7).
Meski Cina melemh, Perry melihat, masih ada perekonomian Jepang di kawasan Timur yang diperkirakan masih mampu tumbuh kuat dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang membaik. Adapun pertumbuhan ekonomi Cina diramal lebih rendah sejalan dengan tertahannya konsumsi dan investasi terutama sektor properti.
BI juga optimistis perekonomian Indonesia yang akan tetap baik. Pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan bisa mencapai kisaran 4,5%-5,3%. Perekonomian domestik hingga kuartal dua terpantau tumbuh lebih baik dari proyeksi sebelumnya ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi. BI memperkirakan, pertumbuhan kuartal dua mencapai 5,1%, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya 5%.
Konsumsi rumah tangga hingga kuartal kedua tahun ini meningkat didorong terus meningkatnya mobilitas masyarakat, membaiknya ekspektasi pendapatan, terkendalinya inflasi, serta dampak positif dari Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pemberian gaji ke-13 kepada ASN. Investasi juga meningkat terutama investasi nonbangunan sejalan dengan kinerja ekspor yang positif dan berlanjutnya hilirisasi.
Meski sumber pertumbuhan bergeser ke barat, BI melihat tekanan terhadap kenaikan harga-harga di beberapa negara maju belum sepenuhnya reda. Tekanan inflasi relatif masih tinggi dipengaruhi perekonomian yang ternyata masih mampu tumbuh lebih kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat.
Dengan masih berlanjutnya tekanan inflasi, kebijakan suku bunga di negara maju termasuk AS diperkirakan masih terus naik. BI memperkirakan kenaikan suku bunga di AS masih akan naik dua kali lagi, bulan ini dan September.
"Perkembangan tersebut mendorong aliran modal ke negara berkembang lebih selektif dan meningkatkan tekanan nilai tukar di negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga memerlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi risiko rambatan global," kata Perry.