Ekonomi Jepang Terkontraksi 2,9% di Kuartal III 2023, Apa Pemicunya?

Sorta Tobing
8 Desember 2023, 15:03
Ilustrasi ekonomi Jepang.
Pixabay
Ilustrasi ekonomi Jepang.

Perekonomian Jepang mengalami kontraksi sebesar 2,9% secara tahunan pada kuartal ketiga tahun ini. Data dari Kantor Kabinet pada Jumat (8/12) menunjukkan angka itu lebih buruk dibandingkan kontraksi 2,1% yang diumumkan pada bulan lalu. 

Angka produk domestik bruto atau PDB yang direvisi tersebut menunjukkan Negeri Sakura mengalami kontraksi ekonomi pertama dalam empat kuartal. Pemicunya adalah tekanan inflasi yang menurunkan konsumsi masyarakat dan investasi korporasi pun melambat.

Pada kuartal ketiga lalu, konsumsi masyarakat turun 0,2%, lebih buruk dari angka awal yang mencatat 0,0%. "Konsumsi jasa meningkat tapi untuk barang, inflasi terus berlanjut," kata seorang pejabat Kantor Kabinet kepada Nikkei Asia.

Investasi korporat turun 0,4%. Angka ini sedikit lebih tinggi dari data awal yang mencatat sebesar 0,6%.

Ekonom Keiji Kada dari Institut Penelititan Daiwa mengatakan angka perekonomian akan menjadi positif pada Oktober hingga Desember 2023. "Ada peningkatan pariwisata dan pemulihan ekonomi Tiongkok yang mendorong permintaan eksternal untuk Jepang," ucapnya. 

Dalam catatannya, ada perubahan inventaris pada sektor swasta yang mempengaruhi angka PDB pada Juli hingga September 2023. Terutama karena terjadi penutupan pabrik otomotif pada musim panas. 

Namun, permintaan otomotif tidak berkurang. "Produksi sudah kembali normal pada Oktober hingga Desember ini yang akan mendorong konsumsi barang," kata Kada. 

Untuk upah bulanan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, menunjukkan penurunan 2,3% pada Oktober 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Ini adalah penurunan selama 19 bulan berturut-turut. 

Melansir Reuters, pengeluaran rumah tangga terus mengalami penurunan pada bulan Oktober. Hal ini terjadi di tengah  tingginya inflasi. Jadi, meskipun gaji nominal naik 1,5%, inflasi yang lebih dari 3% menghapus pertumbuhan gaji dalam nilai riil.

Dengan pendapatan yang stagnan, pengeluaran rumah tangga pun turun 2,5% pada Oktober 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini sudah terjadi selama delapan bulan berturut-turutu. 

Kenaikan gaji yang hanya bersifat nominal tanpa pertumbuhan nyata dalam daya beli menjadi kendala serius bagi masyarakat Jepang. Meskipun angka gaji yang tertera menunjukkan peningkatan, inflasi tinggi telah merugikan daya beli konsumen. 

Kontraksi ekonomi yang lebih dalam ini menunjukkan bahwa konsumen dan pelaku bisnis terus berhadapan dengan ketidakpastian, yang sejalan dengan tren global saat ini. Bank sentral Jepang kini harus mempertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan meredakan dampak negatif dari perlambatan ekonomi global.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...