Sri Mulyani Klaim Rasio Utang RI 2023 Salah Satu yang Terendah di ASEAN
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan berupaya menjaga rasio utang pada tahun anggaran 2023. Ia mengatakan risiko utang pemerintah pada 2023 masih dalam batas aman dan terkendali bahkan menjadi salah satu yang terendah di ASEAN.
“Rasio utang pada 39,2% termasuk terendah baik pada perbandingan negara ASEAN maupun G20,” kata Sri Mulyani dalam dalam Rapat Paripurna ke-2 DPR, Selasa (20/8).
Bendahara negara itu menjelaskan, kebijakan pengendalian pembiayaan utang terus dilakukan agar kesinambungan fiskal tetap terjaga. Menurutnya, pemerintah juga tetap mengoptimalkan potensi pembiayaan nonutang untuk mengendalikan ketergantungan utang.
“Pemerintah sepakat agar pemerintah mengelola utang secara prudent sehingga target defisit tetap terjaga. Ini dilakukan melalui beberapa hal termasuk pembiayaan kreatif,” ujar Sri Mulyani.
Perempuan yang kerap disapa Ani itu mengatakan pemerintah menggunakan sisa lebih pembiayaan anggaran atau SiLPA untuk memenuhi kebutuhan prioritas nasional dan kewajiban pemerintah.
Dia menegaskan, saldo anggaran lebih atau SAL juga dimanfaatkan sebagai sumber pembiayaan APBN untuk memenuhi kebutuhan prioritas nasional dan kewajiban yang tertunda.
Kementerian Keuangan mencatat penggunaan SAL pada tahun anggaran 2023 mencapai Rp 35 triliun dan SiLPA yang tersisa senilai Rp 19,38 triliun. Angka tersebut turun signifikan dibandingkan penggunaan SAL tahun sebelumnya yang mencapai Rp 130,6 triliun.
“Penurunan tersebut menunjukkan komitmen pemerintah untuk menindaklanjuti rekomendasi DPR agar APBN menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan besaran SiLPA yang optimal,” kata Sri Mulyani.